Tuesday, December 25, 2007

Saat anak-anak sakit -- part 2

Alhamdulillah Kishan berhasil 'diselipkan' untuk jatah konsultasi dengan dokter anak. Ada tambahan untuk 3 bayi lagi, dan walaupun Kishan sudah lebih dari 1 tahun tapi karena demamnya yang paling lama, plus bintik-bintik merahnya, dia dapat jatah juga. Anak-anak lebih dari 1 tahun lainnya, termasuk Zaka, bisa berkonsultasi dengan dokter umum.

Jadilah kami berbagi tugas. Saya bersama Kishan, dan Zaka diantar ayahnya ke ruang yang berbeda. Si teteh pulang ke rumah untuk memasak sop yang lezat buat anak-anak. Antriannya lumayan lama. Ruang tunggu heboh dengan hampir 10 bayi di bawah 2 tahun dengan masalah yang hampir sama: demam! Rata-rata sudah demam lebih dari 2 hari. Awalnya sih Kishan enjoy, bermain dan bernyanyi, tapi lama-lama betenya muncul, dan mulai menjerit, "AYAAAAH.. MO AMA AYAAAAAH".

Saat tiba giliran Kishan, ternyata Kishan turun 0,5 kg dalam 4 hari. Huuh.. padahal susah payah nih naikkan BB nya. Mungkin energi yang dipakainya untuk melawan penyakit sangat besar, sampai BB nya turun dengan cepat. Selain itu dokter juga khawatir karena demam dan ruamnya. Beliau langsung menginstruksikan untuk tes darah.

Di laboratorium Kishan marah-marah lagi. Ini pertama kalinya dia disuntik, setelah seluruh jadwal imunisasinya (kecuali MMR) beres. Setelah disuntik, kami bertemu Ayah dan Zaka yang sudah beres, jadilah Kishan berpindah tangan, mungkin dia marah karena bersama saya malah disuntik. Padahal Zaka yang bareng ayah juga diambil darahnya lo De :-).

Setengah jam kemudian hasilnya sudah muncul. Dokter memanggil saya dan agak khawatir. Ternyata kadar leukosit Kishan lumayan tinggi, 14000. Trombosit pun sedikit di bawah normal, yaitu 140.000, tapi belum masuk standar DB untuk rumah sakit ini. Diagnosis beliau, penyebab demam Kishan belum bisa diketahui, tapi symptom yang terlihat adalah batuk, pilek dan ruam. Tadinya beliau curiga ruam tersebut adalah morbili (campak?), tapi melihat kadar leukosit yang tinggi dokter yakin bahwa ada bakteri juga yang ikut masuk.

Intinya mah Kishan masih belum stabil, tapi masih boleh rawat jalan bila saya yakin mampu memastikan masukan obatnya tepat waktu, asupan cairan dan makanan yang cukup, dan istirahat. Insya Allah. Obatnya sih tidak terlalu banyak, hanya Antibiotik dan Imboost Force untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ditambah banyak minum air/kaldu sup hangat untuk mengencerkan dahaknya.

Zaka pun ternyata belum ketahuan penyebab demamnya, yang pasti ada radang di tenggorokannya. Hasil lab menunjukkan bahwa leukosit, trombosit dan HB nya masih dalam batas normal. Obatnya juga hanya Antibiotik (jika demam dan batuknya berlanjut sampai Rabu) dan Imboost Force. Rupanya penyakit-penyakit mereka harus dilawan, terutama oleh daya tahan tubuh.

Hari ini adalah hari yang capeeeeeek.. Sepulang dari Rumah sakit anak-anak langsung makan, lalu tidur. Tapi sore hari semuanya reweeeellll.. Zaka menangis pas bangun tidur, karena tenggorokannya sakit. Duh, kasihan si sayang.. Kishan rewel sesorean, dan ga mau lepas dari gendongan. Alhamdulillah si Ayah libur setengah hari (libur penuh kayaknya hari ini, karena dari jam 9 ikut ngantar anak-anak ke Medical he he) jadi bisa gantian menggendong.

Belum lagi karena Senin adalah waktu belanja, dan saya 'lupa' belanja karena mengantar anak-anak ke dokter, perbekalan menipis dan variasi makanan berkurang. Padahal anak-anak sedang susah-susahnya makan dan Zaka setiap kali makan, baru 4 suap lalu bilang, "Mau makan yang lain... ". Tau aja dia kalo 'hampir' ga ada alternatif lain :-).
Mudah-mudahan Allah memberi yang terbaik untuk kami, dan semoga sakitnya anak-anak makin memantapkan keyakinan bahwa Allah yang Maha Pengasih.

Saat anak-anak sakit


Kishan mulai demam sejak Rabu siang, dan sampai sekarang suhu tubuhnya masih belum stabil. Hare'eng, kata orang Sunda mah. Sebelumnya saya tidak terlalu khawatir, karena meskipun sakit Kishan tetap ceria, tetap mo makan walaupun tidak sebanyak sebelumnya, dan masih lincah berlari dan meloncat ke sana kemari. Saya berikhtiar dengan memberikan banyak minum, dan obat penurun panas.

Hari Jumat demamnya turun dan malah makin lincah. Saya pikir dia sudah sembuh, jadi tidak saya bawa ke dokter. Ternyata hari Sabtu demamnya muncul lagi, lumayan tinggi, di atas 38,5 derajat. Mulai hari Minggu muncul bintik-bintik merah di punggung dan wajahnya, di beberapa tempat menyebar seperti ruam merah. Mulai rewel, dan malam senin bangun lebih dari 10x.

Zaka juga demam sejak Sabtu sampai sekarang, saat saya menulis blog ini. Perut dan tenggorokannya juga sakit. Beberapa kali dia sampai menangis, menahan sakit perutnya, dan tenggorokannya. Duh anakku.. :-(.

Ke dokter. Harusnya itu yang dilakukan sejak kemarin. Tapi kami tinggal di camp Duri, di mana fasilitas kesehatan disediakan perusahaan, di satu-satunya rumah sakit di kompleks, yang personel medisnya bekerja sesuai jam kerja, jam 7 pagi sampai 4 sore (diselang dengan banyak meeting, cuti, dan waktu konsultasi tertentu). Ada sih bagian emergency yang buka 24 jam. Tapi saya trauma ke situ, karena pelayanannya tidak pakai hati..

Pagi ini (saya menulis ini di PDA hari Senin, 24 Desember jam 08.00), saya menanti di resepsionis dengan cemas, menunggu keputusan apa Zaka dan Kishan bisa dapat jatah konsultasi ke dokter. Pagi ini dokter-dokter meeting, dan mulai jam 11.30 libur setengah hari. Jatah konsultasi untuk Dokter Anak hanya untuk 6 orang bayi di bawah 1 tahun. Dan sudah banyak pendaftar via telepon yang ditolak. Beberapa yang datang langsung juga diminta mendaftar untuk hari Rabu, karena besok libur. Tapi saya yang datang langsung ke medical, dengan 2 balita yang sudah demam lebih dari 3 hari dipersilakan menunggu, barangkali saja dokter-dokter itu bermurah hati menyediakan waktunya. Saya harus menunggu mereka mengambil keputusan, setelah meeting.

Hiks. Kalau saja ada alternatif lain. Jika saja ada rumah sakit lain di Duri yang memilki fasilitas laboratorium untuk tes darah, karena saya yakin demam lebih dari 3 hari membutuhkan tes darah untuk observasi. Jika saja ada dokter anak lain yang saya tahu. Tapi kami tinggal di Duri, jadi saya memang tidak punya pilihan lain...:-(.

Pelayanan kesehatan yang jauuh dari sempurna di Duri, dan tidak adanya pilihan lain memang alasan utama saya tidak betah di sini. Sampai saat ini saya bisa menahankan fasilitas hiburan yang hampir tidak ada di sini, tanpa mall, toko buku, dan resto asik untuk didatangi, jauh dari keluarga besar dan saudara-saudara, bahkan kualitas pendidikan untuk Preschool dan TK yang pas-pasan. Tapi, saat anak-anak sakit, sungguh saya ingin pindah dari Duri!

Saturday, December 22, 2007

Sholat Id Bareng Kishan


Idul Adha kemarin alhamdulillah anak-anak bangun pagi dalam keadaan segar. Jadilah semuanya diboyong ke lapangan. Sebelum pergi sempat ada sedikit kehebohan, Zaka keukeuh mengatur ulang tas berisi sajadah yang sudah saya siapkan. Alhasil beberapa lemari jadi terobrak-abrik, dan tas kudu diberesin lagi dan jadi rada telat deh..

Padahal rencananya datang ke lapangan waktu masih agak sepi, jadi Kishan yang suka bete di tempat rame bisa lebih tenang.. dan sempet disuapin dulu (he he.. keukeuh.. untuk urusan makan mah tidak boleh telat). Sesampainya di lapangan Zaka pake acara manja pula.. ngintil di belakang ibu dan pegang baju ibu.. hey, ini teh Zaka? Biasanya dia pede banget kalo ke mesjid, tapi kemaren tumben pisan Zaka beraaaat berpisah sama ibu. Pas udah mau ikut ayah pun tetep we liatin ibu dan jalannya lambaaat sekali menuju ke shaf pria.

Kishan awalnya santai dan tenang. Sambil menunggu, lumayan lah, sempet disuapin beberapa sendok sambil diceritain. Perbekalan memang lengkap. Dari nasi, kripik, permen, mainan, sampai buku cerita saya bawa untuk menenangkan Kishan. Belajar dari pengalaman tahun lalu, Kishan rewel berat saat diajak sholat Id.

Waktu adzan tanda sholat akan dimulai, saya pikir sudah aman. Kishan tenang, bermain dan membaca bukunya, perutnya juga sudah terisi. Ternyata oh ternyata. Begitu saya bertakbir langsung dia teriak, "IBUUUU....!!!" dan mulai menangis. Dan terus menangis makin keras. Waduh! Saya berusaha menenangkan, "De.. ibu sholat sebentar ya, 2 rakaat, Ade main dulu.. kan ibu masih di sini.. ". Dan dijawab dengan, "NDAAAA... NDAAAA.. NDAAAA...!!!". Keukeuh.

Akhirnya saya gendong dia. Dan mulai sholat lagi. Kishan langsung tenang. Menempel, memeluk erat saya dan meletakkan kepalanya di bahu saya. Akhirnya saya sholat Id 2 rakaat sambil terus menggendong Kishan. Saat ruku saya ikut ruku, Kishan dalam posisi miring, saat sujud Kishan saya baringkan di sajadah. Saat berdiri dan duduk, Kishan terus menempel.

Astagfirullah. Saya gak tau deh fiqih dan syariatnya gimana untuk sholat sambil menggendong anak. Keyakinan saya mah jika saya biarkan Kishan menangis keras, itu akan mendholimi orang lain yang sedang sholat... Sholat saya sendiri, Wallahu alam..
Selamat Hari Raya Idul Adha.. Semoga Allah menanamkan rasa cinta kepada-Nya seperti Ibrahim AS. mencintai-Nya.. amin..

Hasil titipan

Ini hasil titipan ke bundatiara di Houston. Covered croc frame clutch dari websitenya ninewest, kebetulan sedang sale. Tanpa shipping pula, thanks ya Ijul nu geulis, udah repot-repot muterin Alabama west ampe beberapa kali :-).

Kebetulan lagi pengen clutch patent leather, kalo bisa bermotif croco. Eh, pas ngebrowse ketemu dengan tas ini, lagi sale pula. Pas banget. Pas lagi pengen titip. Patent, croco dan modelnya simple. Sebenernya saya sedang cari tas yang lebih besar, biar bisa muat segala perlengkapan, dari pampers sampai botol minum, tapi… ini terlalu menggoda, ha ha…

Nuhun pisan Ijul nu bageur..
Ssst.. tapi teuteup kayaknya saya butuh tas yang lebih besar :-). Kapan-kapan boleh titip lagi ya.. heuheu..

Tuesday, December 18, 2007

Mencari Tas Idaman

Saat ini saya sedang mencari tas. Tas yang bisa saya pakai sehari-hari, yang bisa menampung cukup banyak bawaan saya, dan cukup tahan banting untuk saya bawa ke mana-mana. Tas trendy yang kira-kira masih cukup OK sampai minimal 3 tahun ke depan (he he.. ga mau rugi). Persyaratannya tidak banyak, cuman 3: keren, murah, berkualitas. Tapiii sudah berbulan-bulan saya belum dapat juga.

Di Duri yang jauh dari mana-mana memang susah sekali mencari tas sesuai yang saya inginkan. Kalian yang tinggal di kota besar tinggal ke mall, atau puluhan toko yang ada. Mungkin masalahnya jadi terlalu banyak merk, model dan harga yang bisa dipilih. Tapi di Duri? Huhuy.. di sini lebih mudah menemukan gajah menyerbu pohon nangka di belakang rumah, daripada menemukan (toko atau penjual) tas yang memenuhi persyaratan saya.

Ada sih beberapa teman di kompleks rumah saya yang menjual tas. Tapi tidak ada yang cocok euy. Beberapa teman menjual tas bajakan kualitas KW2. Duh, rasanya tidak tega untuk membelinya, sudah bajakan, harganya mahal pula. Ada pula teman yang menjual tas original merk Bonia dan Furla.. Harganya, hampir sebesar jatah bulanan dari suami! Tidak mungkin kan saya merelakan jatah susu anak-anak demi sebuah tas.

Toko-toko di Duri pun tidak ada yang sesuai selera. Rata-rata kualitasnya setara dengan tas di pasar kembang, Kings, Bandung, dengan harga minimal 3x lipatnya. Lebih baik saya tunggu sampai cuti deh daripada membelinya :-).

Jadilah sampai sekarang saya memakai tas yang sudah bulukan hiks. Tas lama saya sebenarnya lumayan, menurut saya lo :-). Tapi setelah cuti lebaran kemarin, tas berbahan suede itu jadi sangat belel, dekil n de kumel. Maklum, selama cuti entah berapa kali tas itu tertendang, terjatuh, tersiram, terkena muntah, dan segala ter lainnya :-). Walaupun saya telah berusaha membersihkannya, teteup wae, rasanya saya butuh tas baru he he..

Beli online? Ya, mungkin itu solusinya. Saya sudah mencoba ke banyak situs online lokal di internet. Bahkan ke situs yang menyediakan tas seken. Tapi sayang, belum ada yang sreg euy. Padahal untuk referensi, saya juga membaca blog-blog tentang tas dan fashion, tapi semakin banyak yang dibaca malah jadi semakin bingung euy.. Semakin banyak tas idaman di segala toko online, rasanya semua mau! Yang mana, yang mana, yang mana yaaaaaaaa……?

So many cute handbags, so small budget he he.. :-).

Setelah Mode Ngeblog = Off Selama Berbulan-bulan

Akhirnya tangan ini tergerak juga untuk menulis isi blog, setelah hampir 6 bulan rasanya alergi untuk ngeblog. Ada sih niat kadang-kadang, tapi lebih sering kalah ama si faktor M besar, Malaaaaaassss… :-). Benar juga kata seorang sahabat yang di jaman ‘manusia mati meninggalkan blog’ ini masih menolak untuk ngeblog. “Males memeliharanya” katanya. Ternyata memelihara blog memang butuh lebih banyak tenaga dan kemauan daripada membuatnya he he..

Alergi menulis blog ini ternyata membuat hobi blogwalking jadi teredam juga. Bukan apa-apa, saya suka merasa minder kalo blogwalking.. jadi inget dengan blog sendiri yang tidak pernah diupdate he he.. Saya juga jadi jaraaaaang sekali, malah bisa dibilang hampir tidak pernah, menengok blog ini karena merasa bersalah. Rasa malas itu ternyata berkelanjutan.. terus.. dan teruuuus…

Buat saya ada beberapa alasan mengapa mode ngeblog saya OFF selama ini (selain MALAS tentunya). Yang pertama adalah tiada lain tiada bukan adalah tiada ide. Hari-hari terus berlalu, kejadian demi kejadian berlangsung terus, tapi rasanya tidak ada yang spesial untuk ditulis. Walaupun ada yang spesial, teteup wae karena ga ada ide, ga ada pula yang ditulis.

Yang kedua adalah saya punya ‘mainan’ lain selain blog ini. Seperti punya pacar baru rasanya :-), mainan baru ini lebih menarik dari menulis blog, he he.. Bukan berarti sekarang saya balik ke pacar lama, tapi ternyata ‘pesona’ ngeblog tetap ada setelah mainan baru saya menjadi rutinitas lagi.

Yang ketiga adalah jaringan internet yang super duper lelet! Terutama saat saya mencoba upload ke blogspot. Dengan koneksi dial up, dan setiap lima menit harus redial, sangat menyebalkan untuk online. Butuh kesabaran ekstra untuk mendapatkan jalur yang lumayan lancar, dan saat menunggu itu biasanya mood ngeblog saya pelan-pelan terbaaaang.. dan mode ngeblog kembali OFF.

Alhamdulillah sekarang koneksi internet bertambah baik. Makanya saya mulai ‘belajar’ ngeblog lagi :-).

Btw, terusan tentang cerita manggung kemarin adalah si kasep Zaka lumayan sukses saat di panggung, dan mendapat tepukan meriah untuk spontanitas dan kepedeannya :-).

Sunday, June 10, 2007

Belajar Manggung

Deket-deket ke acara perpisahannya Zaka makin hari makin malas untuk sekolah. Bangun, mandi dan sarapannya sih ga susah. Tapi.. makin dekat ke jam 8 pagi, makin sering dia nanya-nanya, “Jam berapa sih? Belum jam delapan kan? Masih jam 7 koq… “. Dan.. tampangnya rada manyun saat jam 8 tiba. Sejak 2 minggu yang lalu pun dia ogah naik bus ke sekolah, “Zaka mau dianter Ibu. Trus ibu nungguin Zaka di luar ampe Zaka pulang.. “. Itu persyaratannya untuk ke sekolah.

Ternyata beberapa minggu terakhir dia tidak nyaman dengan hebohnya acara perpisahan di sekolahnya. Memang sangat heboh sih. Setiap hari anak-anak dari 3 sekolah disatukan di sekolahnya (2 TK yang lain dalam yayasan yang sama sebetulnya punya gedung sendiri, tapi menjelang perpisahan mereka tiap hari sekolah di tempat Zaka untuk berlatih). Sekolahnya yang biasanya santai dan nyaman jadi heboh oleh puluhan anak kecil usia 1 (benar, ada bayi 1 tahun ikut bersekolah!) hingga 6 tahun.

Rutinitas jadi berubah saat 3 sekolah berkumpul. Hampir sepanjang waktu dihabiskan anak-anak di ruangan tempat panggung mini berada, berlatih untuk manggung. Pantas saja Zaka yang suka rutinitas jadi terganggu dan tidak nyaman. Saya biarkan dia tetap sekolah untuk belajar mengatasinya. Tapi kadang-kadang dia keluar kelas cuman buat nyari saya lo.. setelah tau saya ada di luar biasanya dia mau masuk lagi.

Zaka dapat peran untuk sesi bahasa Inggris. Dia kebagian tugas menyebutkan warna, sementara 2 temannya yang lain menyebutkan angka dan binatang. Sebelumnya acaranya sempat dibatalkan. Gurunya bilang karena di panggung Zaka malah tidur-tiduran…

Waktu mendengar itu saya rada heran, soalnya di rumah Zaka mau-mau saja ‘manggung’. Waduh, gak lucu banget sih, masa dibatalin gara-gara ketiduran di panggung. Setelah saya perhatikan, ternyata tidak hanya Zaka yang tidur-tiduran dan ga konsen di panggung. Beberapa anak lain juga tidur-tiduran, berkeliaran, duduk, bahkan mengganggu temannya. Saya juga melihat bahwa para guru sangat sibuk menangani banyaknya acara (dan anak-anak yang ada) sehingga tidak punya cukup waktu untuk memperhatikan anak-anak itu satu persatu.

Di rumah saya tanya Zaka, apa dia masih pengen manggung. Ternyata masih. Ya sudah, saya temui gurunya dan bernegosiasi. Saya bilang bahwa saya akan ajak Zaka berlatih di rumah, dan please.. kalo dalam 1 minggu Zaka memenuhi targetnya, tolong acaranya dimasukkan lagi. Saya pikir manggung ini adalah suatu tahapan yang perlu dilewati anak saya, jika dia mau, untuk menambah kepercayaan dirinya. Dan, tidak adil rasanya jika acaranya dibatalkan setelah berlatih berbulan-bulan.

Alhamdulillah guru Zaka setuju. Dua hari berlatih di rumah, Zaka ok. Di sekolah pun Zaka mau manggung dengan baik (walaupun tidak selalu benar he he.. ). Akhirnya gurunya pun kembali memasukkan acara Zaka. Mudah-mudahan semuanya lancar dan aman deh..

Sebenarnya saya rada heran dengan acara pentas anak-anak playgroup ini. Yang saya pikirkan, ini adalah sebuah ajang untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, memunculkan potensinya, dan komunikasi dengan orang tua. Yang saya bayangkan adalah suatu acara yang hangat, dengan panggung kecil di sekolah, dan semua anak tampil. Lengkap dengan segala kehebohan dan kelucuannya, malu-malu, keisengan dan kenakalannya. Mungkin tidak sempurna, karena anak-anak 4-5 taunan memang masih belajar. Saya yakin para orang tua pun dapat menerima ketidak sempurnaan anaknya, mungkin malah menganggapnya sebagai kelucuan. Saya ingin melihat anak saya di panggung kecil, hanya dengan teman sekelasnya, tampil dengan percaya diri karena tahu bahwa yang menontonnya adalah orang tua dan orang tua teman-temannya, yang mengerti ketidaksempurnaannya dan bangga akan usahanya. Saya impikan suatu panggung anak-anak, untuk mereka.

Tapi acara yang akan datang adalah acara yang resmi. Lengkap dengan panggung besar di aula besar, di sekolah besar. Tamunya adalah Kepala Dinas Pendidikan, dan beberapa orang terhormat yang lain selain orang tua. Pengisi acaranya adalah anak-anak dari 3 sekolah yang berbeda (walaupun 1 yayasan). Dan acaranya berlangsung padat dari pagi hingga makan siang..

Duh, lalu untuk apa semua kehebohan ini? Untuk anak-anak (yang mungkin tidak nyaman dengan kostumnya, dengan tempat yang asing, dengan banyaknya orang asing berkeliaran, dengan acara yang padat dan tuntutan kesempurnaan karena manggung di depan orang penting)? Saya tidak yakin.

Thursday, June 07, 2007

Diet oh diet

DIET! Sejak Kishan berumur setahun dan sudah mau (disuapi) minum susu formula, saya mulai kepikiran untuk diet. Sebenarnya alarmnya sudah berbunyi lama.. sejak semua celana jins terasa sempit dan semakin sedikit baju di lemari yang bisa dipakai. Tapi karena saya masih menyusui, saya tidak tega untuk diet. Apalagi Kishan mungil dan lincah, kasihan sekali kalau jatah miminya berkurang gara-gara saya salah diet he he..

Memang setiap kali habis melahirkan berat badan saya selalu melonjak sampai lebih dari sepuluh kilo! Dari kepala empat (kadang-kadang kepala tiga, badan terasa enteng.. ) sampai kepala lima mengejar enam. Dengan tinggi pas-pasan, tubuh saya terasa bundar. Badan rasanya susah bergerak, setiap kali mau pergi pasti bingung di depan lemari.. kadang-kadang nekad pinjem baju si ayah, ha ha…

Setelah Kishan 1 tahun dan mulai doyan makan, saya membulatkan tekad untuk berdiet. Rasanya kalau BB terus melambung, saya makin malas bergerak he he. Tapi oh tapi.. ternyata rencana tinggal rencana. Sulit sekali mengerem nafsu makan.. huuh.. apalagi selama menyusui saya tersugesti untuk selalu makan dalam jumlah (ehem) banyak dan lengkap. Ternyata memang pola makan saya telah berubah. Dari pecinta sayur dan buah dan jarang sekali menambah nasi ketika makan, menjadi pemakan segala, porsi besar, dan.. (parah nih) sekali makan gak cukup satu porsi! Waduh.

Setiap waktu makan rasanya saya jadi merasa bersalah, habis dorongan untuk nambah susah dilawan sih, he he. Akhirnya saya beralih strategi, olahraga. Saya mulai rutin olahraga. Kadang-kadang ke gym, tapi seringnya sih bersepeda pagi bareng Zaka atau ikutan main bola bersama anak-anak dan ayahnya. Padahal saya tadinya paling malas berolahraga.. tapi daripada badan terus melambung ya saya jalanin juga…

Ternyata ada hasilnya lo. Badan terasa lebih segar. Lebih jarang bete dan saya (mulai) senang bergerak. Apalagi gara-gara sering ke gym saya dapat banyak teman baru yang rajin memotivasi untuk berolahraga.

Dua bulan olahraga BB saya turun 2 kg, dari target 12 kg. Lumayan.. Tapi masih jauh dari BB idaman nih.. Akhirnya, walaupun dengan berat hati saya terpaksa mulai diet lagi. Saya mulai dengan mengurangi makan malam. Makan malam saya ganti dengan 2 keping roti gandum panggang plus seulas tipis mentega. Awalnya, perut masih terasa lapar, maklum biasa rewog he he. Jadi masih ditambah satu atau dua buah pisang. Lama-lama perut saya makin terbiasa.

Setelah itu saya mulai mengurangi makan pagi, siang, dan ngemil. Buah saya perbanyak, terutama pisang karena buah ini yang selalu ada di rumah, favorit Kishan dan ayahnya. Porsi makan saya kurangi sedikit-sedikit walaupun udah ga sanggup lagi makan sedikit seperti burung (kata teman-teman kuliah saya dulu).

Setelah tiga bulan, BB saya turun 6 kg lagi lo… It’s about time, he he.. Tapi kayaknya koq mandek di situ ya.. walaupun pola makan saya makin sehat (sehat ala saya lo). Olahraga juga terus, walaupun santai.. tapi oh tapi.. kenapa BB saya tidak turun lagi? Masih kurang 4 kg menuju berat ideal nih. Musti ngapain lagi ya? Ada ide?

Saturday, May 12, 2007

Zaka dan Ayah

Walaupun ngefans dengan ibunya (mode pede he he), Zaka sangat suka menghabiskan waktu bareng ayah. Buat Zaka, ayah adalah mahluk tinggi besar (dan ganteng, ha ha) yang asik, sedikit bicara banyak bekerja, suka bermain dan (yang paling penting) lebih sedikit aturan (kalo dibandingin dengan ibu).

Di pagi hari Zaka akan menyempatkan diri untuk bangun dan dadah pada ayah yang akan berangkat ke kantor, masih dengan mata setengah tertutup. Jika kebetulan sudah segar, ayah akan dapat bonus: dipakaikan kaos kaki dan sepatu, plus diambilkan helm. Servis memuaskan deh.

Saat ayah pulang kantor untuk makan siang biasanya Zaka sudah punya ‘daftar’ apa yang akan dikerjakannya bersama ayah. Biasanya lego yang hancur, bola yang rusak, atau mainan yang kehabisan batere, untuk direnovasi ayah. Biasanya semua mainan itu akan beres di tangan ayah, walaupun waktu ayah sempit, harus berbagi dengan urusan makan, sholat dan Kishan yang cari perhatian juga.

Sore hari yang cerah adalah saat favorit. Jika Zaka bersepeda dengan ayah mereka akan datang saat hari mulai gelap, Zaka basah berkeringat, tangan kotor, ada beberapa lecet baru di kaki dan ban sepeda yang basah, kotor dan bau! Menurut Zaka, bersepeda dengan ayah lebih asik karena sekalian bermain di kubangan mencari kecebong, mengejar kucing, berlomba melindas batu di jalan, atau membuat jejak di pasir. Ayah juga tidak keberatan bersepeda sambil hujan-hujanan dan tidak protes saat Zaka melindas (maaf) kotoran kucing.. hiii.. padahal sepedanya jadi bau…

Saat favorit lainnya adalah saat main bola. Ayah suka melempar bola ke atap, melewati sisi rumah, Zaka hobi berlari-lari mengejar bola ke sisi rumah yang lain. Ayah juga pintar melempar bola, tepat ke jangkauan tangkapan Zaka (kalau ibu yang melempar biasanya tidak presisi, bola di mana, Zaka di mana he he). Tendangan ayah juga tepat, pas sekali ke dekat kaki Zaka (maklum, ayah soccer-holic). Pantesan Zaka suka ngambek kalo main bola sama ibu, habis ibu ga ahli main bola sih… Kalau Zaka sedang malas, ayah juga ga keberatan multitasking, melempar, menangkap dan mengejar bola sendiri. Tidak seperti ibu yang sibuk berusaha membuat Zaka bergerak, he he..

Makin besar Zaka makin suka menghabiskan waktu dengan ayah. Apalagi saat bermain hotwheels dan merakit legonya, atau saat membantu ayah mengerjakan hobi pertukangannya, menggergaji, mengetam, memaku dan berurusan dengan toko bangunan. Bahkan ayah dan Zaka punya master piece, rumah-rumahan dari kayu yang dibuat berdua! Walaupun baru 4 tahun Zaka sangat membantu lo, kata ayah Zaka yang memilih kayu, dan menemani ayah bekerja, lengkap dengan seperangkat alat pertukangan dari plastik.

Urusan mobil dan bengkel juga jadi ‘boys time’. Ibu ga bisa ikutan deh… Saat mereka sibuk berdua, bisa seharian lo ibu ga ketemu Zaka. Saat cukur juga private time mereka. Pernah saya ikut pas Zaka mau cukur, alhasil Zaka mogok dan acara cukur hari itu batal… buat Zaka, cukur adalah boy’s special time, no girl allowed to join he he..

Malam hari pun mereka kompak berdua, ‘mengobrak-abrik’ kamar tidur, main lempar-lemparan (baca: ayah melempar Zaka ke kasur), berjalan dengan tangan atau bergulat. Kadang-kadang bermain game di komputer sampai lewat waktu tidur. Walau tidak pandai bercerita, Ayah suka membacakan buku-buku favorit Zaka.

Ayah jadi idola Zaka. “Zaka pengen cepat setinggi ayah, trus kerja, “ begitu yang tiap hari diomongin Zaka sekarang. Setelah setahun mogok minum susu, sekarang Zaka mulai mau minum susu lagi, “Biar cepet setinggi ayah”, katanya… Bukan hanya itu, Zaka juga hobi memakai perangkat kerja ayah, dari helm, jaket sampe sepatu dan kaoskakinya. Duh anakku, sabar ya.. gak usah buru-buru besar, nikmati masa kecil mu, pelajari apa yang kaubutuhkan.. doa ayah dan ibu bersamamu… (sst.. ayah dan ibu masih senang koq bersama lelaki kecil 4 tahun yang suka bermain, ganteng dan asik.. he he.. ).

Friday, May 04, 2007

Kerja = ngambilin uang?

Setting:
Di mobil, saat mengantar ayah ke kantornya, di lapangan minyak Duri. Jam 6.00 pagi, Zaka masih berpiama dan bau jigong.

Dialog:
Zaka: Zaka gak mau pulang
Ibu: Lo? Lalu mau apa?
Zaka: Mo di sini aja.. mo kerja seperti ayah..
Ibu: Emang ayah kerjanya apa?
Zaka: Kerjanya ngambilin uang di kantor..

Haaah ?? Mode bengong sejenak. Mikir. Ya ampun, ternyata selama ini kalo saya bilang ayah kerja cari uang di kantor diartikan harfiah ama Zaka, yaitu ngambilin uang di kantor. Hua ha ha..saya jadi bayangin uang bertebaran di kantor dan orang-orang membungkuk-bungkuk ngambilin uang dari jam 7 ampe jam 5...!)

Wednesday, May 02, 2007

Urusan Perkancingan

Buat orang dewasa, masalah per-kancing-an pasti bukan masalah besar. Bagi seorang desainer baju, mungkin memilih kancing yang tepat bisa memakan waktu, tapi pada umumnya saya yakin (hampir) semua orang dewasa (bahkan anak-anak > 6 tahun) berurusan dengan kancing (baca: mengancingkan baju) tanpa berpikir, bahkan tanpa melihat.

Buat anak laki-laki saya yang berumur 4 tahun masalah perkancingan adalah latihan selama setahun! Selamat untuk Zaka, hari ini dia berhasil membuka dan memakai kancing kemejanya sendiri… tanpa bantuan!

Saya memang rada lalai urusan kemandirian Zaka. Awalnya saat menjadi ibu bekerja, dan selalu dibantu mbak yang siap membantu Zaka saat batita prioritas saya adalah anak saya happy, sehat dan cukup makan he he., Ketika berhenti bekerja saat Zaka 2,5 tahun pun saya terbiasa selalu melayaninya. Bahkan urusan self help pun seperti makan (duuuh.. saya tidak sabar menunggunya makan sendiri, tiga suap per 1 jam!), membereskan mainan, memakai baju dan urusan perkancingan dan lain-lain.

Awalnya saya merasa semuanya lebih mudah, cepat dan beres jika saya yang melakukannya. Apalagi anak saya itu memang tidak pernah tertarik untuk melakukannya sendiri he he…

Saat Zaka berumur 3 tahun dan memiliki adik bayi baru deh saya merasakan hebohnya melayani 1 anak kecil dan 1 bayi. Duuuh… baru nyesel deh, kenapa ga dari dulu mengajari Zaka untuk mandiri. Coba kalau dulu waktu berduaan dengan Zaka saya pakai untuk mendidiknya mandiri.. dijamin kehebohan dan capek saat ga ada pembantu teuteup wae ada.. ha ha..

Ga ada waktu untuk menyesal. Mulai umur 3 tahun sedikit sedikit Zaka saya ajari untuk mandiri. Ga gampang sih.. seumur hidupnya kan dia punya ibu (atau mbaknya) untuk mandiin, make bajuin, nyuapin, nyikat gigiin, beresin mainan dan lain-lain. Apalagi saya memulainya saat periode trouble-2 nya belum selesai, pas ada adik baru pula.. Wuih.. kalau mengenang saat-saat itu… Itu adalah satu periode di mana saya yakin bahwa it is really not easy to be a MOM.

Saya mulai dengan mengajarinya membuka celana sendiri. Check, it was easy. Lalu memakai celana sendiri. Mmm.. ini lumayan sulit. Sekali mencoba dan gagal, Zaka putus asa. Setiap acara berpakaian saya coba masukkan humor dan permainan, sehingga tanpa sadar dia belajar melakukannya sendiri. Akhirnya di usia 3 tahun 10 bulan Zaka bisa memakai celana sendiri.. Alhamdulillah.

Selanjutnya lebih mudah. Berbarengan dengan kegapeannya memakai celana, urusan memakai baju, kaos kaki dan sepatu dengan cepat dikuasai Zaka. Tinggal urusan kancing nih. Apalagi Zaka jaraaaaaaang sekali mau memakai kemeja, jadi pelatihannya (cie.. kayak orang kantoran aja hi hi) kurang intensif.

Beberapa bulan terakhir ini Zaka hobi memakai piama katun bergambar tokoh kartun untuk tidur. Jadi setiap malam dan pagi ada acara belajar ngancingin baju untuknya he he.. ibunya emang niat banget nih.. Awalnya sih boro-boro deh dia mau mengancingkan bajunya sendiri. Tapi saya tidak mudah menyerah.

Tahap pertama saya membantu memegangi lubang kancing dan menyelipkan sedikit kancing, sehingga dia tinggal menariknya, masuk atau keluar. Memang motorik halusnya yang kurang baik membuatnya sulit untuk menarik kancing yang kecil. Setelah dia berhasil menarik kancing, pelan-pelan saya kurangi bantuan sehingga ujung kancing yang harus ditariknya makin lama makin kecil. Setelah Zaka ahli saya masuk tahap kedua, mengajaknya menggunakan dua tangan dan konsentrasi melihat ke lubang kancing. Rada sulit euy.. satu menit tidak berhasil mengancingkan maka konsentrasi Zaka buyar dan ogah mencoba lagi. Untung makin lama Zaka mulai bisa menggunakan dua ujung jarinya, satu untuk memegang lubang kancing dan satunya memegang kancing. Seiring dengan membaiknya motorik halusnya, makin ahli pula dia… Makin lama makin sedikit bantuan yang dia minta dari saya saat acara kancing-mengancing ini.

Alhamdulillah, pagi ini dia berhasil membuka kancingnya. Sendiri! Dan berhasil pula mengancingkan bajunya. Sendiri! Tanpa bantuan.. Hurraaaay!! Habis ini apa lagi ya… (tau sendiri kan, banyak sekali peer yang musti dilakuin seorang ibu.. ha ha… Wish me luck J)

Monday, April 23, 2007

Cinta Buku

Saya adalah pecinta buku, addicted to read, bahkan seorang teman pernah bilang, "you read anything written!" Bahkan iklan baris pun saya baca... Buat saya susunan huruf yang membentuk kata, kemudian teruntai menjadi kalimat memang memiliki keindahan yang membuat saya kecanduan, he he..

Karena itu, buku pun merupakan salah satu ‘mainan’ yang paling awal saya kenalkan pada anak-anak saya. Sejak masih sangat muda, usia 4 bulan, Zaka sudah akrab dengan buku. Dia adalah bayi yang tenang dan suka melihat buku dan mendengarkan cerita. Buat saya, membacakan cerita untuknya juga suatu aktivitas yang menyenangkan, interaksi sambil istirahat setelah hari yang panjang, ha ha…

Zaka (dulu) adalah bayi pecinta buku. Di umur 1 tahun setiap hari lebih dari 4 buku yang harus saya bacakan untuknya. Dia juga menyayangi buku-bukunya sama sayangnya dengan mainan favoritnya, lego. Bahkan kecintaannya pada buku membuatnya bisa membaca pada usia sangat muda. Umur 2 tahun dia sudah hapal semua alphabet, di umur 3,5 tahun dia sudah bisa membaca, praktis tanpa diajari.

Lain lagi dengan Kishan. Berbeda dengan Zaka yang tenang, Kishan adalah bayi yang sibuk. Sebenarnya dari umur 4 bulan saya juga mulai mengajaknya ‘membaca’ bersama, tapi Kishan terlalu sibuk meraih buku dan melemparnya, bukannya memperhatikan gambar-gambar di dalamnya. Lama-lama saya ‘pasrah’ dan makin jarang mengajaknya membaca bersama… he he.. mustinya pantang mundur ya.. ?

Beberapa bulan ini Zaka sibuk dengan lego dan hotwheels favoritnya. Apalagi setelah saya membongkar lemari dan menemukan beberapa mainan ‘baru’ tapi lama. Ada mainan rancang jalan yang dia suka sekali, lengkap dengan terowongan, mobil dan tanda-tanda lalu lintas. Selain itu, rasanya makin hari Zaka makin sibuk, sehingga sebelum tidur saya gunakan waktu untuk mengobrol dan bercerita.. maka jauhlah dia dari buku-bukunya…

Eeeh.. 2 minggu ini malah Kishan yang (tau-tau) mondar-mandir membawa buku ke sana ke mari. Hobinya saat ini memang buka tutup pintu lemari, dan setelah membuka lemari Zaka, ditemukanlah harta karunnya, buku buka tutup tentang hewan, yang selalu dibawanya mondar-mandir. Untung.. buku itu buku tebal anti sobek yang sudah rada dekil, bukan favorit Zaka (sekarang Zaka mah favoritnya buku ensiklopedia populer untuk anak-anak, he he.. ) jadi ga ada acara berebut.

Saya tawarkan padanya, “Kishan, mo diceritain ibu ga?” Kishan dengan semangat menyerahkan bukunya. Nah, kesempatan nih, saya ingin mengajaknya mencintai buku. Jadi dengan semangat 45 saya bercerita, lengkap dengan silly voice, silly face and silly body language.. ha ha.. didramatisir lah pokoknya. Alhamdulillah rupanya Kishan, si lincah yang (tadinya) cuek ama buku sangat tertarik, tertawa ngakak dan gak mau berenti diceritain sampai ibunya bosan he he..

Rupanya gen cinta buku saya mengalir juga dalam darahnya..Hurrraaayy! Sekarang, setiap malam pasti Kishan mencari buku di lemari, dan membawanya ke ayah atau ibu sambil berkata, “Ta.. ta (baca: cerita)”. Jadi bertambahlah rutinitas ayah dan ibunya, bercerita (dengan silly voice, silly face and silly body language) dan mendamaikan Zaka dan Kishan yang jadi sering berebut buku!

Tuesday, April 10, 2007

Harta Karun di Garage Sale

Salah satu ‘acara’ yang paling saya suka di Duri ini adalah Garage Sale. Maklum, di tempat terpencil ini jarang sekali ada acara untuk bersosialisasi dan belanja he he. Kebetulan bulan-bulan ini cukup banyak acara garage sale sehingga hampir tiap minggu saya pergi dari sale yang satu ke sale lainnya.

Yang paling saya incar adalah: mainan anak. Kebetulan hampir di tiap garage sale selalu ada mainan yang ‘menggoda’, terutama mainan untuk aktifitas balita yang bermerk little tikes atawa step2. Soalnya kalau beli barunya lumayan mahal euy.

Biasanya orang-orang terdekat si empunya acara lebih dulu mendapatkan ‘harta karun’, most desired items with affordable prices. Seperti tadi pagi, di rumah saya datangi ada mainan-mainan idaman: tiang basket, meja belajar dari plastik, dan papan tulis, semuanya dalam kualitas baik dan harga miring, sekitar 1/4 dari harga barunya! Huhuhu.. sayang sekali saya terlambat, semua incaran saya itu telah diambil orang yang datang 10 menit sebelumnya! Padahal saya datang tepat jam 9 pagi sesuai jadwal.

Anyway, dari tiga garage sale terakhir saya dapat harta karun: lemari IKEA warna-warni untuk saya, Hot Wheels seri Octopus dan Car Attack favorit Zaka dan ayahnya, semuanya dalam kondisi baik dengan harga kurang dari ½ harga aslinya. Tak ketinggalan.. sepeda roda 3 merk Peg Perego untuk Kishan.. seharga 10 ribu rupiah! Harta karun kan :-)?

Sunday, April 08, 2007

Kata Pertama Kishan

a kishanSejak Kishan 10 bulan dan belum bisa mengucapkan kata apapun, tentu saja selain 'ba, ma, pa, dada' dan segala ocehan bayinya, saya rada khawatir. Saya tahu bahwa tiap anak unik dan berbeda. Tapi, berdasarkan pengalaman, Zaka sudah bisa bilang, “ayah, ibu, kan (untuk makan), num (untuk minum) dan beberapa kata lainnya pada umur yang sama.

Akhirnya, seminggu setelah hari ulang tahunnya Kishan mengucapkan kata pertamanya!

Bukan. Kata pertamanya bukan ibu, bukan ayah, bukan mas. Tapi.. “Ena'!”. Heuheu.. mungkin saking doyannya makan (maklum sehari bisa 5-6x atas petunjuk dokter yang heran karena Kishan mungil terus). Besoknya kata kedua diucapkan dengan jelas dan tegas, “Emam (baca: mamam alias makan)”.

Alhamdulillah setelah itu setiap waktu makan (hampir) tiba Kishan pasti pamer keahliannya, “Emam.. emam.. emam..”. Lucu..:-).

Minggu berikutnya aliran kata-katanya mulai muncul. Dari “Tuh (menunjuk), ayayayah (ayah), ung (burung), teh (teteh).

Sayang kata “Ibu” yang saya tunggu-tunggu belum keluar juga. Kishan masih memanggil saya dengan “Uuuuuuuuuu!”

Ga papa, Nak. Ibu sabar menunggu koq.. heuheu..

Monday, April 02, 2007

Terharu..

Begitu bangun tidur yang pertama dikatakan Zaka adalah, "Hari ini Zaka ga mau sekolah..". Sejam setelah bangun, setelah saya bujuk-bujuk pun kalimatnya tetap, "Ga sekolah. Hari ini libur ajah". Tampaknya dia memang sedang tidak ingin sekolah. Akhirnya saya menyerah dan mengijinkannya bolos hari ini.

Ketika menemaninya mandi pagi, saya bernyanyi "Amrin membolos, kata ibu guru, jangan membolos, menyusahkan ibu". Setelah mandi tiba-tiba Zaka berkata, "Zaka sekolah aja hari ini, soalnya Zaka ga mau menyusahkan ibu..". Zaka lalu memakai sendiri pakaiannya, makan rotinya, dan lari menuju bisnya, tanpa berlambat-lambat seperti kadang-kadang terjadi.

Duh. Sungguh saya terharu...

Saturday, March 31, 2007

Pesta Pernikahan Boer

Waktu cuti kemarin ada acara yang wajib saya datangi, yaitu resepsi pernikahan sahabat saya, Boer di Rajagaluh. Menurut Boer sebenarnya acara ini gabungan dari beberapa event sekaligus: resepsi pernikahan, anniversary perkawinan ke-1 dan selamatan 4 bulanan kandungan Boer. Soalnya sebenarnya sahabat saya itu sudah melepaskan predikat jomblo sejak 1 tahun sebelumnya, akad nikah telah dilakukan tanggal 17 Maret 2006.

Boer tinggal di tengah sawah (ini sebenarnya lo, bukan hiperbolis). Rumahnya yang asri dikelilingi sawah dan balong, dan untuk ke sana ada jalan tanah yang cukup untuk satu mobil masuk. Di siang hari suasananya ‘pedesaan banget’, sejauh mata memandang ada kehijauan sawah, kicau burung, dan angin semilir yang nyaman di teras rumah kayu itu. Apalagi biasanya hidangannya juga segala macam buah-buahan. Sssst, pas acara ini juga buah-buahannya unik lo: manggis dan kelengkeng, mmmm!

Sebenarnya jadwal acaranya dari jam 10 siang. Tapi saya datang jam 8 malam setelah menempuh 40-an menit perjalanan dari cirebon. Saya dan suami sudah berpakaian santai (baca: jeans forever), kami pikir acara sudah selesai. Makin dekat ke tempat Boer makin bingung, gelap euy. Ternyata susah juga cari rumah di tengah sawah malem-malem, untung ada deretan lampu di jalan di tengah sawah, menuju rumah Boer. Indah dan romantis.

Rada panik juga waktu melihat masih banyak tamu yang datang. Waduh, saltum nih. Suami saya hampir ‘mogok’ karena jinsnya terlalu belel untuk kondangan, ha ha. Belum lagi mobil kami juga mogok, terjebak di jalan berlumpur sampai harus didorong 3 orang! Akhirnya dengan cuek kami ke pelaminan, and guess what.. pengantinnya berjins juga! Boer di pelaminan dengan orang tuanya, berbusana jins dan kemeja. Boer banget….ha ha. Padahal saya sudah siap-siap melihat Boer berkebaya!

Inilah resepsi terunik yang pernah saya datangi. Kedua orang tua Boer, saya, Mas Wid suami Boer, suami saya dan Boer yang berjins duduk-duduk di panggung sambil mengobrol. Kadang-kadang kami bangkit untuk menyalami tamu yang datang, setelah itu duduk lagi dan mengobrol ngalor ngidul. Bodor pisan… ini pesta kawin lo.

Pesta Boer indah dan romantis. Aroma harum memenuhi udara yang rada dingin sehabis hujan. Anggrek putih dan ungu berbungan di pohon mangga yang tumbuh di tengah halaman tempat pesta. Panggung untuk jaipongan didirikan di atas balong. Dan bunga-bunga bertebaran di mana-mana…

Selamat ya Boer… semoga keluargamu dikaruniani kebahagiaan, keindahan dan kekuatan. Semoga menjadi keluarga sakinah. Dan.. salam buat si kecil..

Saturday, March 24, 2007

Jika Anak Anda Diare dan Muntah

Saat cuti kemaren, kami mendapat musibah, si kecil Kishan muntah-muntah (lebih dari 20x sehari!) dan diare sehari menjelang ulang tahunnya.

Kalian yang (pernah) punya bayi mungkin pernah merasakan sedihnya saat anak muntah, gak gampang lo menyuapi anak. Rata-rata saya butuh sekitar 1 jam untuk menyuapi Kishan sampai dia menghabiskan porsinya. Nah, saat dia muntah rasanya bete juga melihat makanan yang susah payah kita masukkan dikeluarkan lagi…hiks. Bayangkan, saat itu dia muntah lebih dari 20x sehari!

Seminggu yang lalu muntahnya dimulai jam 11 malam, terus berlanjut hingga jam 2 pagi saya bawa ke emergency di rumah sakit terdekat. Dokter jaga di sana meminta agar saya terus berusaha memasukkan makanan, dan memberi obat penetral asam lambung untuk anak karena muntahan Kishan hanya berisi cairan asam lambung.

Paginya Kishan mulai saya beri pedialite, oralit untuk anak. Alhamdulillah anak saya itu masih mau makan dan lumayan doyan pedialite. Saat kekhawatiran saya mulai berkurang (berganti capek dan mengantuk karena begadang), Kishan mulai diare. BAB adalah air yang keluar dalam jumlah besar, setelah sebelumnya Kishan menangis-nangis karena mules. Duh, kasihan anakku.

Hari ini, tepat seminggu setelah mulai sakitnya, alhamdulillah Kishan sudah sembuh. Sejak kemarin muntahnya tidak ada lagi, BAB nya juga normal lagi. Saya jadi ingin berbagi tips-tips yang bisa dilakukan saat anak muntah dan diare. Tips ini saya dapat dari file “Common Problem in Pediatrics” dari milis sehat yang menekankan pada Rational Use of Drugs (RUD). Berikut tips nya:

DIARRHEA - VOMITING

Hampir serupa dengan batuk, diare & muntah adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan pada manusia. Diare & muntah adalah mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan racun, virus/kuman yang masuk ke dalam tubuh. Diare & muntah itu ibarat alarm tubuh untuk memberitahukan bahwa ada sesuatu yg tidak beres dalam tubuh kita.
Yang perlu dilakukan adalah mencari PENYEBAB nya.
Tidak perlu diberikan obat anti muntah atau obat untuk “mampet”kan diarenya. Obat-obat tsb memang akan mengurangi/menghentikan diare/muntah, tetapi tidak mengobati penyakitnya.
Perbaikan tersebut bersifat “semu”. Ibarat bom waktu. Kita terkecoh seolah anak membaik, padahal penyakitnya masih terus berlangsung. Selain itu, obat2 tersebut juga bukan tanpa risiko / efek samping.

PENYEBAB:

  • >80% penyebabnya pada anak, terutama bayi, adalah virus. Dikenal juga dengan ROTAVIRUS.
  • Food poisoning
  • Alergi makanan
  • Pemakaian antibiotik.

TATALAKSANA – CEGAH DEHIDRASI - Minum banyak


  • ASI diteruskan, campur dg Oral rehydration Solution (ORS) seperti pedialit atau oralit.
  • Perbanyak minum.
  • Bila diare hebat, fokus pada upaya rehidrasi (menjaga agar tidak dehidrasi). Kalau perlu, untuk sementara waktu tidak perlu makan sampai dehidrasi teratasi

Kapan menghubungi dokter?
  • Ada darah di tinja atau tinja berwarna hitam
  • Tanda-tanda dehidrasi berat : tidak buang air kecil > 8 jam, bibir kering, air mata kering ketika menangis, skin turgor menurun (jika tangan dicubit, tidak akan kembali seperti semula), mata cekung, abdomen (sekitar perut) cekung, fontanelle (ubun-ubun) pada bayi cekung.
  • Luar biasa mengantuk, sulit dibangunkan
  • Luar biasa lemas, layu

PRINSIP:
  • Umumnya tidak perlu diberi antibiotik, antibiotik hanya bila tinja berdarah (butuh evidence/lab). Pada banyak kasus, antibiotik justru akan memperparah diarenya. Belum lagi pemakaian antibiotik tidak pada tempatnya akan menyebabkan infeksi tambahan oleh jamur/fungus/candida
  • Jangan minum obat untuk menghentikan diare seperti primperan, motilium, juga tidak perlu minum Kaopectate, smecta, ensim, dsb.
  • Pada diare biasa, tidak perlu mengganti susu formula.

Sekedar masukan, dari dokter Kishan memang mendapat obat anti muntah, obat maag, pengental BAB (kaopectate) dan antibiotik. Hampir semuanya tidak saya berikan, selain karena ditolak Kishan (dimuntahkan lagi), dokter juga menekankan bahwa yang paling penting adalah menjaga agar elektrolit di tubuhnya tidak terlalu banyak berkurang (dengan pedialite).

Saya berusaha memasukkan pedialite sebanyak-banyaknya, minimal 100 ml per kg berat badan per hari. Setelah menghabiskan 3 botol pedialite ukuran 500 ml saya coba berikan air kelapa muda yang juga baik untuk mengganti elektrolit tubuh. Oya, saat sakit itu setiap hari waktu dihabiskan Kishan untuk..makan, minum dan tidur. Saya juga mengambil sample feses Kishan untuk dites di laboratorium, dan ternyata tidak ada bakteri, cacing maupun jamur di dalamnya, yang ada adalah antigen Rotavirus.

Semoga bermanfaat.

Selamat datang Fafa

Saya baru punya keponakan baru, the first and only. Azfa Tiffada Muttaqin, bayi laki-laki mungil, putih dan berambut lebat, anak laki-laki pertama dari adik saya Atri dan Jayus lahir tanggal 19 Maret 2007 jam 9.35 pagi.

Selamat datang Fafa. Hope this would be a beautiful world for you. Semoga kamu menjadi anak sholeh yang dapat membahagiakan kedua orang tuamu.

Kishan 1 Tahun

20 Maret 2006 – 20 Maret 2007

Happy birthday my precious Kishan. Satu tahun kehadiranmu sungguh berharga, melihatmu tumbuh, belajar dan berekspresi membuat hari-hari berwarna indah. Tangis dan tawa, keisengan, dan ke-keukeuhan-mu membuat rumah kita lebih ceria. Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu, dan melindungimu sepanjang waktu.

I love you everyday.

Wednesday, March 07, 2007

Enaknya tinggal di (camp) Duri

Ini beneran lo. Ada juga enaknya tinggal di Duri. Walaupun kota ini kecil mungil garing, dan (hampir) ga ada tempat asik untuk didatangi, sering berasap sampai langit kelabu, jalannya berlubang-lubang segede kolam renang dan masih banyak ketidakenakan lainnya (nanti saya bahas di posting berikut) tapi buat saya ada juga enaknya.

Berikut beberapa alasan nikmatnya tinggal Duri:

  1. Halaman segede lapangan sepakbola.
    Nah ini mah hiperbolis hi hi. Yang bener segede setengah lapangan sepakbola! Di sebelah rumah saya malah ada lapangan nganggur yang biasa dipake anak tetangga untuk main bola atau layangan.
    Rumah saya dikelilingi halaman berumput, depan, belakang dan samping, tempat Zaka dan Kishan bebas bermain tanpa sandal. Permainan favorit Zaka adalah engklek, lari-lari keliling halaman, membuat pohon berbuah bola (atau mobil-mobilan, atau lego atau apa saja yang ada di pikirannya :-D), main air (semprot-semprotan, ‘mencuci’ mobil, menyiram tanaman atau sekedar main basah-basahan). Anak-anak senang, ibu santai he he.
  2. Fasilitas publik dekat
    Taman bermain anak-anak, lengkap dengan ayunan, perosotan, jembatan tali, terowongan dll hanya 50 m dari rumah. Gelanggang olahraga tempat fitness, bulutangkis, senam dan pasar mini maupun supermarket hanya 5-10 menit bermobil dari rumah. Begitu juga fasilitas lain seperti kantor suami, kolam renang, rumah sakit, perpustakaan, sekolah semuanya bisa dicapai kurang dari 15 menit bermobil dari rumah. Bebas macet lo. Halooooo Jakarta :-p.
  3. Fasilitas untuk kebutuhan sosial
    Mesjid lapang dekat rumah. Ada berbagai kelompok pengajian yang bisa dipilih, dari tafakur, fiqih, sampai keluarga sakinah. Ada juga berbagai perkumpulan arisan dan olahraga seperti klub fitness, klub sepeda, klub bulutangkis atau perkumpulan ibu-ibu seperti klub quilting.
  4. Jalan-jalan sepi
    Saat berkunjung ke Duri, ayah saya sempat menghitung jumlah mobil lewat. Hasilnya 5 mobil permenit (pada jam sibuk). Saya mah senang, anak-anak saya bisa lebih aman berjalan-jalan sore di luar rumah.
  5. Lebih banyak waktu untuk keluarga
    Bayangkan suatu tempat seperti Duri, tanpa mall, resto, toko buku, keluarga besar jauh di kampung. Otomatis waktu yang ada kebanyakan bersama keluarga. I really love having lots of time to play with my kids.
  6. Mudah untuk nenangga
    Boring di rumah? Tinggal telepon teman dan pesan taxi (transportasi dalam camp, dengan chit seharga 200 rupiah siap mengantar anda ke manapun di dalam camp) dan acara rumpi bisa dimulai :-D.
  7. Asri dan Alami
    Setiap hari saya masih mendengar suara burung, dan monyet di hutan dekat rumah. Bahkan burung elang masih sering tampak terbang anggun melewati rumah, kadang-kadang saya harus membiarkan tupai, biawak atau ular menyebrang saat menyetir mobil.. Zaka dan Kishan hobi mengejar kupu-kupu, kadal hingga menggali cacing dan ulat bulu. Sound nature kan :-p?

Bagaimana? Berminat tinggal di Duri :-p ??

Sunday, March 04, 2007

Saat Zaka mogok sekolah

Dua minggu kemarin Zaka sedih setiap kali melihat bis sekolahnya lewat tanpa berhenti di depan rumah untuk menjemput. Matanya menatap bis dari balik jendela sampai bisnya itu lewat tikungan dan tak terlihat lagi. Zaka saat itu sedang sakit, sehingga saya memintanya untuk libur sekolah. Tiap hari Zaka bertanya kapan dia bisa sekolah lagi.

Anak saya itu sekarang senang sekali bersekolah. Tiap hari Senin, Rabu dan Jumat, hari sekolahnya, dia bangun dengan senang, mandi, sarapan, lalu berlari ke luar menunggu bisnya datang.

Percaya tidak, sampai akhir tahun lalu Zaka mogok sekolah. Boro-boro mau bersekolah, mendengar kata ‘sekolah’ saja tampaknya dia alergi. Melihat bis-bis sekolah mondar-mandir di depan rumah, anak-anak tetangga berseragam sekolah pagi-pagi dan cerita saya tentang asiknya sekolah pun dia tak tertarik. Zaka selalu bilang, “Zaka gak mau sekolah. Sekolah itu GAK ENAK!!” Padahal usianya saat itu hampir 4 tahun. Di kompleks tempat tinggal saya ada 7 playgroup, beberapa diantaranya menerima murid mulai umur 2 tahun, dan hampir semua anak di atas 2 tahun yang saya kenal rutin bersekolah.

Saya tidak tahu pasti awalnya kenapa dia mogok sekolah, tapi feeling saya mah itu dimulai sekitar setahun yang lalu waktu kami tinggal sementara di Cirebon. Selama beberapa bulan di Cirebon Zaka saya masukkan ke salah satu sekolah favorit. TK/Playgroup ini memiliki halaman luas yang teduh, area bermain yang rapi dan luas dengan mainan yang lebih lengkap dari sekolah lainnya. Sekolah ini juga merupakan cabang franchise yang dikelola salah satu tokoh pendidikan paling terkenal di negri ini. Ruang kelasnya bagus dengan 2 guru di tiap kelas, kurikulumnya fun, dengan jadwal rutin untuk berenang, berkunjung ke resto dan taman bermain.

Awalnya memang Zaka bersemangat setiap kali sekolah. Bulan pertama dia rajin bersekolah, saya juga masih sempat mengantarnya dan berkomunikasi dengan gurunya. Di umur 3 tahun 1 bulan tampaknya Zaka masih lebih suka bermain sendiri dan sering menolak untuk mengerjakan tugasnya, tapi gurunya yang lembut selalu sabar dan tetap bersemangat mengajaknya mengerjakan tugas.

Bulan berikutnya guru kesayangannya itu tidak mengajar lagi. Saya pun tidak mengantarnya lagi ke sekolah karena jadwal melahirkan semakin dekat. Sedikit-demi sedikit terlihat bahwa Zaka makin enggan sekolah.

Setelah Kishan lahir, saya yang penasaran mulai mengantarnya sekolah lagi. Walaupun tidak diperbolehkan masuk kelas saya mengintip dari jendela dan mengamati kegiatannya. Zaka masih seperti dua bulan yang lalu, tidak mau duduk tenang dan mengerjakan tugas, tapi perlakuan gurunya yang berbeda. Gurunya yang satu lagi (mungkin) terlalu sibuk untuk membujuk anak seperti Zaka yang sering menolak. Saat itu memang default nya Zaka adalah bilang "ENGGAK MAU!" Interaksinya juga berbeda dengan guru kesayangan Zaka sebelumnya yang tidak mudah menyerah untuk mendapatkan jawaban, berkali-kali nanya sampai menjawab jika Zaka cuek saat ditanya. Persepsinya tentang Zaka juga negatif, itu saya lihat dari komentarnya, “Zaka sih gak mau ngerjain apa-apa di kelas, jadi saya biarin saja. Diajakin juga susah.” Ada suatu kejadian di mana anak-anak kelas Zaka membawa jas hujan dan payung untuk bermain hujan-hujanan di luar. Saya melihat guru itu bertanya pada Zaka, satu kali, apa dia mau ikut. Zaka menolak, dia lalu meninggalkan Zaka sendiri dalam kelas. Zaka tampak sedih sendirian di kelas. Kasihan.. Saya yang ada di luar kelas lalu masuk. Saya memeluknya, membujuknya, mengatakan padanya bahwa main hujan-hujanan itu asik, dan bahwa dia boleh bergabung dengan teman-temannya. Kurang dari 3 menit Zaka memakai jas hujannya sendiri, membawa payungnya dan ikut hujan-hujanan di luar.

Saat itu saya ingin sekali berteriak pada gurunya, “Bu Guru, please luangkan sedikit waktu untuk anak saya… Mungkin anak saya lebih sulit dari anak lain, mungkin Ibu harus menghabiskan lebih banyak waktu dan energi untuk membuatnya tertarik, mungkin sikapnya yang introvert berbeda dari teman-temannya yang ekspresif. Tapi, please, dia baru 3 tahun dan ini sekolah barunya!”

Zaka memang paling muda di kelasnya, dia juga tampak rada stress karena teman-temannya dengan mudah menyelesaikan tugas. Saya melihat bahwa karena motorik halusnya yang kurang baik, Zaka jadi tidak percaya diri untuk mengerjakan tugasnya. Zaka memang perfeksionis, salah menggambar ban mobil misalnya bisa membuatnya bete. Sosialisasinya juga kurang baik, dan tidak adanya bantuan dari guru membuatnya makin mengucilkan diri. Kasihan anak saya..

Di bulan ketiga Zaka mogok sekolah. Tidak hanya sekolah, Zaka juga mogok menggambar dan anti memegang pensil/crayon/spidol. Juga mogok menggunting, menempel, bernyanyi dan menari, semua aktifitas yang biasanya dengan senang dia lakukan. Hiks..

Itu berlangsung berbulan-bulan. Saya sedih, panik, dan berusaha dengan segala cara untuk membuatnya mau menggambar lagi, menggunting lagi, berkreasi lagi, bernyanyi lagi dan menari lagi. Tapi mungkin kehebohan saya membuatnya takut dan makin menolak untuk melakukan semuanya.

Seorang sahabat menjadi tempat curhat via email. Dari dia saya mendapat banyak masukan yang mencerahkan dan menenangkan, thanks ya ateu Ijul :-D. Saya mulai menahan diri, berusaha berempati pada Zaka. Saya berusaha mengerti bahwa beban anak saya yang saat itu berumur 3,5 tahun itu lumayan berat. Dia harus pindah rumah 2x dalam setahun, bersekolah di tempat yang menggerus percaya dirinya, mendapat adik baru, mba baru, asing lagi dengan ayahnya setelah 4 bulan tidak bertemu dan mungkin kalau dia bisa dia akan berteriak, “Bu, please give me a BREAK!!!”

Saya belajar santai. Tidak mudah lo, buat saya yang kadang rada perfeksionis, he he. Saya biarkan Zaka melakukan apa yang dia suka, mengajaknya having fun tanpa memaksanya melakukan sesuatu yang tidak disukainya, dan menghabiskan waktu bermain dengan dia yang memimpin. Lama kemudian, Zaka mulai mau menggambar. Gambar pertamanya setelah berbulan-bulan adalah coretan cat air di kamar mandi, lalu spidol marker di pintu, baru setelah itu mewarnai dengan crayon di bukunya.. Alhamdulillah.

Suara nyanyinya juga mulai terdengar lagi, 6 bulan setelah mogok sekolah. Sungguh, itu lagu paling merdu yang pernah saya dengar, ha ha. Setelah saya merasa keadaan membaik saya mulai survey sekolah. Belajar dari pengalaman, saya memilih sekolah yang hangat, yang mampu menyesuaikan diri dengan murid, dengan tuntutan yang wajar, dan guru-guru yang sabar dan penyayang, yang tidak mudah putus asa menghadapi anak saya yang masih harus belajar bersosialisasi. Pokoknya, sekolah yang lebih manusiawi deh he he.

Alhamdulillah saya menemukan sekolah yang cocok. Dua bulan sebelum semester baru saya sering mengajak Zaka ke sana, hanya untuk berkunjung. Awalnya kami hanya duduk-duduk di mobil di tempat parkir, melihat anak-anak bermain, sambil mengunyah permen karet. Kemudian Zaka mulai turun dan main di halaman. Sebulan kemudian dia mau masuk dan main mandi bola di ruang bermain, masuk ruang kelas dan tampak nyaman di tengah keributan anak-anak. Di awal tahun saat mulai semester baru Zaka mau sekolah lagi.

Hari pertama kami datang berombongan, Zaka, Ibu, Kishan dan tetehnya. Zaka tampak enjoy. Hari kedua Zaka masih diantar Ibu. Hari ketiga dia minta naik bis sekolahnya. Alhamdulillah semua berjalan lancar. Zaka (ternyata) suka sekolah. Gurunya bercerita bahwa dia anak yang lumayan mandiri di sekolah, mau mengerjakan tugas dan tampil di depan, walaupun (tentu saja) kadang masih angin-anginan. Hal terbaik buat saya adalah Zaka senang dengan sekolahnya.

Sekarang sepanjang hari di rumah Zaka bernyanyi, bersenam ala playgroup nya, menggambar, mewarnai, menggunting, menempel, dan semua yang dulu dia tolak sekarang dia lakukan dengan senang hati. Sampai sekarang motorik halusnya masih belum sempurna, tapi itu tidak terlalu mengganggunya lagi. Walaupun temannya tidak banyak, tapi di hari-hari liburnya dia suka nenangga, bermain ke rumah teman sekolahnya atau mengundang temannya ke rumah.

Sekolah bukan obat ajaib. Anak saya masih introvert, pemalu, kadang-kadang tidak menjawab saat ditanya, tapi buat saya yang penting adalah dia hepi, dan bisa menikmati dunia anak-anaknya dengan ceria. Sebagai orang tua yang bisa saya lakukan hanyalah membantunya mengeksplorasi, mempelajari segala sesuatu yang diinginkannya dengan senang. Saya ingin dia tumbuh menjadi anak yang bahagia, yang nyaman dengan dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

Ada quote dari Louis Pasteur yang saya suka sekali:


When I approach a child
He inspires in me two sentiments:
Tenderness for what he is,
And respect for what he may become.



Hope I could respect my children for what they may become...

Monday, February 26, 2007

Sibling Rivalry 2

Walaupun sering berantem, salah satu kesamaan Zaka dan Kishan adalah sama-sama ngefans ama ibunya, he he. Eh, ini beneran lo, bukan ge-er semata :-). Sering jika saya sedang asik membaca atau bersantai tiba-tiba, mmmuuuuaaah… Zaka mencium pipi saya. Nice surprise :-). Kishan juga sering tahu-tahu ngebut untuk memeluk saya. Mereka berdua juga sering berantem, berebut duduk di pangkuan saya atau tidur paling dekat dengan saya. Itu sibling rivalry juga sih, tapi saya senang he he..

Saya beruntung, memiliki 2 anak lelaki manis dengan ‘pertempuran’ yang masih lebih banyak lucunya daripada seremnya. Pertempuran terparah yang saya hadapi adalah Zaka memukul adiknya dengan.. palu karet mainan, dan Kishan membalas dengan memukulkan botol susunya, grrrrrgh! Setelah itu keduanya lalu menangis keras, bersama-sama. Lima menit kemudian bermain bersama lagi setelah saya peluk, ajak saling bermaafan dan cantelan (ini istilah ibu saya, saling mengaitkan kelingking untuk bermaafan).

Kasus sibling rivalry yang jauh lebih parah banyak terjadi. Lihat saja di sinetron-sinetron Indonesia. Kata-kata kasar, kelakuan yang tidak pantas, bahkan perilaku psikopat sering dilakukan seseorang terhadap saudaranya. Hii.. amit-amit deh.

Seorang teman pernah bercerita tentang anak-anaknya yang menginjak remaja. Persaingan mereka begitu hebat, hingga saat bertengkar seorang anaknya mengambil pisau dapur dan yang lain memegang cangkul sehingga harus dipisahkan oleh para tetangga. Kata-kata yang mereka keluarkan juga bukan kata-kata yang pantas, dan kebencian terhadap saudara terasa sangat kuat. Apa anak-anak itu terpengaruh lingkungan yang keras dan tontonan tv yang bertahun-tahun memelihara kekerasan dan mengikis empati? Sedih rasanya melihat teman saya putus asa dengan perilaku anak-anaknya..

Teman saya yang lain produk keluarga lama (baca: belum terdokrin KB) memiliki 10 orang saudara. Bisa dibayangkan bagaimana hebohnya. Sebetulnya mereka saling menyayangi, tapi perbedaan cara pandang, keadaan ekonomi, pengaruh pasangan dan anak-anak menimbulkan banyak intrik. Belum lagi orang tua mereka yang mapan secara ekonomi kadang-kadang emosional dan (katanya) berat sebelah dalam membantu anak-anaknya secara ekonomi sehingga menimbulkan perasaan dengki dan putus asa di antara beberapa anaknya. Beberapa di antara anaknya merasa diperlakukan tidak adil, karena pembagian 'jatah' yang tidak seimbang. Beberapa yang lain merasa diasingkan saudara-saudaranya karena mendapat 'jatah' yang lebih mewah. Buntutnya timbul suasana yang tidak nyaman, walaupun saat lebaran dan arisan kumpul bersama, tapi gap itu sangat terasa. Saya ragu perang dingin itu bisa selesai dengan cepat. Luka hati karena perlakuan orang yang disayangi biasanya bertahan lebih lama.

Ada lagi seorang sahabat memiliki keluarga yang sangat hangat. Lima anak dalam keluarga tersebut sangat akrab dan saling menyayangi. Sering saya bertemu mereka sekeluarga abring-abringan, piknik atau sekedar makan bersama. Senang rasanya bergabung dalam keluarga yang penuh humor ini. Mungkin salah satu rahasia keakraban mereka adalah orangtua yang hangat, humoris, adil dan penyayang. Tidak jarang lo ortu mereka iseng membelai atau mencium rambut atau pipi anak-anaknya, padahal mereka semua telah dewasa. Di keluarga ini justru 'jatah' pembagian orang tua tidak pernah menjadi masalah. Perbedaan ekonomi antar saudara justru menjadi ajang tolong-menolong yang lebih mengakrabkan hubungan mereka.

Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan, televisi, sekolah dan teman-teman sangat mempengaruhi sikap anak-anak terhadap saudara mereka. Tapi saya melihat peran orang tua sangat besar dalam menanamkan rasa bersaing yang sehat pada anak. Saya yakin setiap anak adalah unik, dengan karakter dan keistimewaan masing-masing. Dan tiap anak pasti ingin mendapatkan perhatian dan membuat orang tuanya bangga. Mudah-mudahan saya dan suami mampu menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak untuk saling menyayangi, dan menghargai keunikan dan keistimewaan mereka masing-masing. Doakan ya :-).

Sunday, February 18, 2007

Sibling Rivalry

Berikut kalimat-kalimat protes anak saya, Zaka (hampir) setiap hari:

“Zaka mau jadi baby….mau makan bubur baby.. “
“Zaka mau digendong baby… ga mau jalan sendiri, kan belum bisa jalan..”
“Ibu ga boleh nyuapin Kishan, ibu bolehnya nyuapin Zaka..”
“Yang mandiin Kishan teteh aja! Ibu mandiin Zaka. Zaka maunya mandi pake ember baby”

Tampaknya anak pertama saya itu mengalami yang namanya sibling rivalry. Menurut wikipedia (ensiklopedi andalan saya, he he), sibling rivalry adalah persaingan antar saudara, kandung ataupun bukan. Biasanya ini dimulai sebelum atau sesudah datangnya anak kedua. Riset menunjukkan (ehemm..) bahwa karakteristik anak pertama sangat menentukan bagaimana mereka bereaksi terhadap adik bayinya. Anak-anak dengan hubungan yang sangat dekat dengan ibunya akan sangat terpengaruh dengan kelahiran adiknya, sementara anak yang memiliki hubungan erat juga dengan ayahnya dapat lebih baik menyesuaikan diri.

Keunikan sibling rivalry ini banyak diadaptasi beberapa film seperti The Simpson, masih ingat Bart dan Lisa Simpson yang sering berantem tapi kompak? Juga Ross dan Monica Geller di Friends. Waktu kecil saya sering membaca cerita Bawang Merah Bawang Putih, kayaknya merupakan kisah kompleks sibling rivalry dan pola asuh, he he..halo para psikolog..kalau saya salah tolong benerin yah (wink :-)).

Pada Zaka, perasaan jealous nya muncul segera setelah saya dan Kishan tiba dari RS. Saya ingat, sehari setelah tiba di rumah pipi Kishan sampai merah dicium (atau digigit yah?) kakaknya itu. Setelah itu hampir setiap hari ada 'drama', mulai dari Zaka yang ingin tidur bareng di box bayi, dilarang menyusui, sampai meloncati adiknya! Kalau menurut saya sih Zaka sebenarnya sangat sayang pada Kishan. Sejak Kishan lahir tidak bosan-bosan dia cium pipi endut adik bayinya. Bahkan saat dia flu/batuk/pilek, dan saat adiknya tidur pun Zaka keukeuh ingin cium pipi Kishan. Kadang saya khawatir, takut si bayi ketularan flu, atau gemas karena baru tidur 10 menit adiknya tidur jadi bangun lagi gara-gara dicium.. huuh, padahal ‘usaha’ menidurkannya lebih lama dari itu, sabar.. sabar...

Walaupun tampak sayang pada adiknya, ada saat-saat di mana si Mas itu menunjukkan kecemburuannya. Beberapa bulan pertama pun tampak dia kurang nyaman untuk berbagi, maklum biasanya dia sorangan. Ada suatu waktu di mana Zaka hobi memukul muka adiknya, sampai lebih dari 10x sehari! Ggrrrh, pengen marah deh. Kadang-kadang ga tahan, jadi marah juga sih, tapi saya berusaha mengajak Zaka meminta maaf dan berkomunikasi supaya dia tahu alasannya melakukan sesuatu. Beberapa bulan yang lalu dia sering bengong dan tampak sedih, mungkin sulit juga ya buat dia untuk menerima bahwa ibu dan ayahnya punya satu orang lagi untuk digendong, dipeluk, diperhatikan dan disayang.. Melihatnya sedih saya pun jadi ikut sedih.. hiks. Padahal saya dan suami sudah berusaha untuk lebih memperhatikannya dan membuat suasana rumah ceria, tapi mungkin itu periode yang harus dia lalui.
Seiring dengan berjalannya waktu, Zaka ceria lagi. Apalagi Kishan makin besar dan tampak ngefans banget dengan kakaknya yang jail. Mereka mulai bisa main bareng, guling-gulingan, tumpuk-tumpukan, kejar-kejaran dan segala –an lainnya ha ha. Kadang-kadang muncul sih keisengan Zaka, yang paling sering sih merebut mainan yang sedang dipegang Kishan. Yang menyebalkan, walaupun sekarang jarang sekali, adalah kalau tiba-tiba dia memukul Kishan.. plaaak! Hu huu hu.

Tapi yang iseng itu gak hanya si Mas ternyata. Adiknya juga iseng. Walaupun umurnya baru mau 11 bulan, saya perhatikan mata Kishan berbinar-binar jahil kalau melihat kakaknya tidur. Tak lama kemudian, plaaaak! Waduh, apa dia ‘balas dendam’ atas keisengan kakaknya selama ini?

Waktu bermain bersama juga kadang ‘menegangkan’. Zaka yang tekun dan serius senang membangun sesuatu, dari stasiun, istana, sampai rumah sakit. Lengkap dengan skenarionya, termasuk posisi tokoh-tokohnya, biasanya si Pooh, Tiger, Piglet dan teman-temannya. Nah, Kishan biasanya bertindak sebagai ‘destroyer’, menghancurkan bangunan dan skenario ciptaan Zaka. Kalau sudah begitu, bisa ditebak, perang bintang segera terjadi di rumah saya. Zaka meniup sangsakala, “ADEEEEEEK, JANGAN GANGGU!!!!!!” Kishan pun tak mau kalah, “HUAAA HUAAA AWAWAWAWA”. Heboh!

Tugas saya menjadi peace maker. Biasanya saya buru-buru bawa mobil buldozer, obeng, gergaji dan peralatan lain dari kotak mainan Zaka dan ikut jadi pemeran dong bareng si Pooh dan teman-temannya. “Wah, ada apa? Koq stasiunnya jadi roboh begitu? Sini ibu bantu perbaiki ya..?” Jika kerusakan tidak terlalu parah biasanya Zaka segera tertarik untuk ‘memperbaiki’ hasil karyanya. Kishan juga bisa diamankan dengan diberi tugas membantu ‘memperbaiki’, memegang gergaji atau obeng mainan biasanya dia jadi anteng. Tapi jika parah maka perlu pasukan perdamaian, si teteh harus turun tangan membantu saya menggendong Kishan atau membujuk Zaka.

Karena kejadian seperti ini sering sekali terjadi, saya mencoba memasukkan Kishan ke dalam skenario Zaka. Saya bilang pada Zaka bahwa Kishan adalah monster lucu yang suka iseng. Lumayan berhasil sih, sekarang jika Kishan mulai berderap mendekati tumpukan mainan Zaka biasanya Zaka malah ketawa-ketiwi, “Awas, ada monster.. ada monster lucu”. Jika Kishan berhasil menghancurkan bangunannya, Zaka mulai bisa berimprovisasi, “Wah, stasiunnya kena gempa.. hancur deh”. Kadang-kadang dia malah membuatkan sesuatu untuk ‘dihancurkan’ Kishan ;-D.

Anak-anak teh emang bodor yah? Melihat mereka saling becanda, berantem, berebut perhatian ayah ibunya perasaan saya sering campur aduk. Kadang gemes, bingung, pengen marah, tapi sering juga lucu dan pengen ketawa ha ha ha… Sebagai ibunya saya harus selalu siap menghadapi segala pertempuran dan perdamaian mereka, 24 hours a day :D.
---- to be continued ----

Sunday, February 11, 2007

online-shopper

Tinggal di Duri, in the middle of already-burned-sumatra-jungles buat saya berarti jauh dari 3 tempat yang sangat saya sukai: toko buku dengan koleksi buku yang ok, resto nyaman dengan makanan yang yummy dan tentu saja mal!

Kebutuhan hidup (hi hi.. didramatisir sekali yah) memaksa saya untuk mencari cara untuk tetap bisa belanja. Resto favorit bisa didatangi 6 bulan sekali saat cuti, tapi sebulan tanpa buku baru bisa membuat saya boring dan bete. Thank to the Net. Sejak 2 tahun lalu saat saya pindah ke Duri hobi baru saya adalah
online shopping atau belanja online.

Awalnya saya mulai belanja buku dari situs-situs penjual buku lokal di Internet. Favorit saya adalah
www.bukukita.com. Situs ini menjadi favorit saya karena cepat. Dalam waktu beberapa detik saya bisa melihat tampilan lengkap webnya, padahal saya menggunakan dial up yang lambat. Koleksi bukunya juga cukup lengkap.

Situs lainnya juga bisa menjadi pilihan jika buku yang saya cari tidak ada. Misalnya www.inibuku.com, yang rajin mengirim informasi via email tentang koleksi bukunya. Ada lagi www.kutukutubuku.com, www.bearbook.com dan www.kbi-online.com. Di bearbook dan Kbi-online dan , selain buku kamu bisa membeli mainan edukatif dan ada semacam insentif untuk member, jika kamu ingin belanja buku sambil berbisnis.

Selain bisa berbelanja lesehan di rumah sambil menemani anak-anak, keuntungan belanja buku online adalah diskon 10-20% di semua situs. Sering lo diskon dari pembelanjaan saya menutup ongkos kirim ke Duri ini.

Situs fashion juga menjadi favorit saya. Walaupun biasanya saya hanya monitor-shopping saja (monitor-shopping ini istilah saya sendiri, maksudnya window shopping tapi di depan monitor :-)). Saya belum pernah membeli apapun karena masih belum pede beli sesuatu untuk dipakai tanpa mencoba dulu. Saya mah mendingan nabung dulu sampai sempat pergi ke peradaban (means bigger town than Duri, he he). Anyway, beberapa situs lokal menyediakan baju dan aksesoris wanita dengan harga terjangkau. Di
www.tanah-abang.com kamu bisa membeli baju mulai harga 20-an ribu rupiah! Tentu saja modelnya yang sedang ngetren (baca: ‘semua’ orang memakainya). Www.barangbaru.com tidak hanya menyediakan baju, tapi juga tas, dompet, dan aksesoris seperti sepatu, kalung, anting dan ikat pinggang. Koleksinya lumayan unik dengan harga terjangkau, jika jeli kamu bisa menemukan barang-barang yang cantik dengan harga yang wallet-friendly..

Ada lagi
www.mybutik.com . Situs ini kebanyakan menyediakan parfum original. Lumayan membantu untuk yang tinggal jauuuuh dari kota dan cinta aroma indah. Seperti saya :-). Di kota saya sebenarnya banyak penjual parfum. Tinggal pilih mau parfum palsu yang kualitas mana, dari belasan ribu hingga puluhan ribu. Banyak juga yang tertarik dengan harga murah dan iming-iming merk terkenal (walaupun tentu saja palsu). Itu membuat saya berpikir, apakah karakter (dari aroma) yang akan ditampilkan juga palsu?

Oya, kembali ke mybutik. Selain parfum situs ini juga menyediakan balpoin (
Mont Blanc lo, saya tidak tahu keasliannya, tapi yang pasti harganya jutaan rupiah), boneka, barang multimedia, dan tas dengan merk yang kurang populer, Mark-N-Mag. Situs ini juga menyediakan Zippo Lighter, yang mengingatkan saya pada 2 sahabat baik, perokok berat, pecinta Zippo...

Www.tempat-shopping.com adalah favorit saya. Situs ini memiliki tampilan yang menarik (walau lumayan lama saat didownload) dan memiliki barang-barang cantik yang enak dilihat untuk monitor-shopping. Di sini kamu bisa membeli elektronik, buku, collector’s item, alat olahraga, perbayian, dan alat rumah tangga. Tapi favorit saya adalah koleksi beauty & fashion nya. Liat koleksi baju dan sepatu yang cantik dan alat make-up warna-warni yang lengkap jadi rada ngiler. Harga barang-barang di sini lebih mahal dari situs-situs fashion yang saya sebutkan sebelumnya.

Www.simplight.net memiliki koleksi dari beberapa desainer, cocok untuk kamu yang suka barang yang eksklusif dan tidak pasaran. Koleksi top nya juga lumayan unik dengan harga yang terjangkau.

Untuk pecinta tas branded, kamu bisa main ke
http://www.emartspace.com. Situs menyediakan tas-tas original dengan merk yang beken di amrik seperti DKNY, Marc by Marc Jacobs, Furla, Kenneth Cole New York, Michael by Michael Kors dan lain-lain. Merk-merk tersebut memang kurang akrab di telinga dibandingkan Prada, LV, Balenciaga, Channel, Gucci yang banyak beredar di Indonesia, terutama bajakannya he he. Selain tas, situs ini juga menyediakan kacamata dan arloji.

Untuk kamu pecinta tas branded dengan budget terbatas, situs
www.smart-diva.com menyediakan koleksi tas branded yang bisa disewa harian, mingguan maupun bulanan. Harganya bervariasi tergantung jenis koleksinya, antara 80 rb – 1,8 juta rupiah. 1,8 juta? Saya pilih tas baru.

Jadi, siap belanja fashion online? Pilihan ada di tangan anda.

Untuk yang ingin mencoba berbelanja online, ada beberapa tips dari saya:

1. Aman. Pastikan situs yang kamu tuju adalah situs yang aman. Uang kamu sangat berharga lo. Jika berbelanja di situs Indonesia saya pilih pembayaran menggunakan ATM BCA. Saya juga rajin mencatat no telepon, dan alamat email yang disediakan sehingga saya dapat memantau pesanan saya. Untuk jaga-jaga, coba pesan barang yang tidak terlalu mahal dulu.

2. Detail. Jika kamu mau berbelanja baju, sepatu, perhatikan detail dan ukurannya sehingga yang kamu beli benar-benar cocok. Untuk tas branded, coba cek ulang tas idaman dari situs-situs lain. Perhatikan hal-hal kecil seperti warna resluiting, ukuran panjang dan lebar, jenis bahan, dll

3. Garansi. Lebih baik lagi jika situs yang kamu tuju memberikan garansi untuk barang yang akan dibeli

4. Pengiriman. Coba cek pengirimannya akan dilakukan via ekspedisi mana. Beberapa ekspedisi beken di Indonesia memungkinkan kita untuk mengecek sampai di mana pesanan kita

4. Butuh. Jika barang yang kamu ingin ada di mal tak jauh dari tempatmu, dan ada waktu untuk membelinya, kenapa harus beli online?

Sunday, January 14, 2007

anniversary...

io 12 Januari 2002 - 12 Januari 2007

Buat nu bageur yang setia menemani saya 5 tahun ini. Terima kasih untuk semuanya. Untuk jadi sahabat yang setia, untuk berbagi kehebohan bersama anak-anak, untuk kesabarannya, untuk selalu jadi pendengar yang baik, untuk jadi ayah yang penyayang, untuk semuanya.. untuk 5 tahun yang hebat..

Happy Birthday Zaka

10 Januari 2007. Zaka 4 tahun. Happy birthday my little star, Zakaa Aidan Ahmad. Semoga Allah memberikan yang terbaik untukmu. Terima kasih untuk empat tahun yang menakjubkan, dengan kehadiranmu mengisi hari-hari Ibu. Setiap hari Ibu bersyukur untuk adanya Zaka bersama Ibu. I love you everyday.

Ada puisi yang sangat saya suka, dari Jendral Douglas Mc. Arthur. Puisi ini saya dapat dari Wawa, sahabat semasa kuliah. Oya, puisi ini berisi doa seorang ayah untuk anaknya, tapi sebenarnya buat saya ini doa Ibu juga :-).


Doa Seorang Ayah Untuk Anaknya

Tuhanku...karuniailah aku seorang putra
Yang cukup kuat untuk mengetahui manakala ia lemah
Dan cukup berani untuk menghadapi dirinya manakala ia takut
Putra yang bangga dan tegar dalam kekalahan yang jujur
Dan rendah hati serta berbudi dalam kemenangan

Karuniailah aku seorang putra yang mengenal Engkau
Dan sadar bahwa mengenali diri sendiri adalah landasan pengetahuan
Bimbinglah ia, doaku, bukan di jalan yang mudah dan mulus
Melainkan di bawah tekanan, kesulitan, dan tantangan
Buatlah dia belajar tegar di dalam badai
Biarkan ia belajar bersimpati kepada mereka yang gagal

Karuniailah aku seorang putra yang hatinya bening
Yang cita-citanya tinggi
Seorang putra yang sanggup memimpin dirinya sendiri
Sebelum ia mencoba memimpin orang lain
Seorang yang akan menggapai masa depan tanpa melupakan masa lalu
Dan setelah ia gapai semuanya
Aku berdo’a, berilah ia rasa humor
Sehingga dia bisa selalu bersikap serius
Tapi tidak membuat dirinya terlalu serius
Hingga aku, ayahnya, akan sanggup mengatakan

“Hidupku tak sia-sia”

General Douglas Mc Arthur

Sunday, January 07, 2007

Maksud Hati Ingin Jadi Blogger

Dunia blog ternyata punya istilah-istilah yang unik. Berdasarkan Blogging Glossary, Blogger adalah para pemilik Blog, yang melakukan Blogging, yaitu aktifitas ngeblog itu sendiri. Sedangkan Blogwalking adalah jalan-jalan ngeliatin dari satu Blog ke Blog yang lain.

Sekian lama saya menjadi Blogwalker, yang hobi melakukan Blogwalking. Buat saya aktifitas itu adalah kesempatan untuk mengintip isi kepala, ekspresi dan pengalaman para Blogger. Belum lagi informasi-informasi menarik dan humor-humor segar yang bisa dibaca gratis :-D.

Sudah lama juga saya ingin jadi Blogger. Awalnya terinspirasi saat membaca blognya Enda Nasution, Bapak Blog Indonesia, sekitar tiga tahun lalu. Di situ ada artikel yang menarik tentang apa itu Blog. Dari saya terinspirasi, dan ingin ngeBlog, tapi masih bingung dan gaptek.

Blog kedua yang saya tahu adalah Blog sahabat saya, Bos dan Diaz. Blog mereka yang menarik membuat saya ingin ikut ke luar negeri sekaligus ingin.. ngeBlog.

Blog ketiga, keempat, dan seterusnya yang saya baca makin menarik. Apalagi salah satu sahabat saya, Ijul, Bundatiara membuat Blog yang sangat menarik tentang kehidupannya (termasuk info tempat-tempat shopping euy) di Amrik sana.

Pengeeen.. pengen nulis.. pengen ngeBlog..

Tapi entah kenapa saya tetap tidak punya Blog.

Kenapa tidak?

Kenapa ya? Kenapa coba :-)?

Sebenarnya selama tiga tahun ini saya pernah lo mencoba membuat beberapa Blog, tapi tak ada yang memuaskan. Saya belum cukup pede untuk menuliskan pikiran dan perasaan saya di Blog. Saya juga selalu merasa gak ada waktu, sebagai ibu dari 2 lelaki kecil dengan jadwal makan padat rasanya sepanjang hari waktu habis untuk urusan makan, he he. Alhasil keinginan untuk jadi Blogger hanya terpendam dan menjadi keinginan yang tidak tersalurkan.

Akhirnya minggu ini saya memutuskan untuk mulai bikin Blog. Mungkin Blog saya jauuuuh dari sempurna. Yang pasti ini bukan blog seleb he he. Tapi buat saya ini sudah merupakan keberanian untuk mewujudkan apa yang saya inginkan, sebuah Blog sebagai media ekspresi.

Selamat datang ke dalam komunitas 63,2 juta Blogs di dunia (by December 2006 search engine Technorati was tracking 60 millions Blogs).