Tuesday, August 17, 2010

Shalat yuk, Nak

Alhamdulillah, saya memiliki masa kanak-kanak yang berbahagia. Saya memiliki waktu main yang cukup, tempat lapang untuk dijelajahi, dan banyak kisah petualangan yang saya nikmati. Sayangnya saya tidak terbiasa untuk sholat saat masih kecil.

Shame to say, shalat bukan kegiatan yang diharuskan oleh orang tua saya dulu. Mesjid juga bukan tempat yang sering saya datangi, selain waktu 10 hari pertama di bulan Ramadhan saat tarawih bersama teman-teman adalah kegiatan yang selalu saya tunggu. Ataupun saat sholat Id di hari Raya.

Setelah dewasa dan menjadi ibu, tentunya saya ingin yang terbaik untuk anak-anak saya. Selain saya sendiri masih harus belajar dan menguatkan diri untuk menjadi muslimah yang baik, saya ingin sekali agar anak-anak saya tumbuh menjadi anak-anak muslim yang kuat, yang mencintai mesjid dan senantiasa menjaga shalatnya. Boleh kan punya cita-cita :p.

Sebenarnya agak terlambat memulainya. Hingga Zaka berumur 4 tahunan, kami jarang sekali mengajaknya sholat. Jika mengajaknya pun, sekedar basa-basi dengan asumsi bahwa dia masih terlalu kecil, belum saatnya dia sholat. Ah, maafkan ya Nak. Saat itu kami belum sadar, bahwa seorang balita pun bisa belajar menikmati rutinitas ibadah jika dikemas secara menyenangkan.

Sampai pada suatu subuh di mesjid Ushuluddin... saya merasakan ketenangan yang sangat indah. Saat takbir terangkat, dalam cahaya redup subuh, sementara kicau burung merdu berbunyi seakan-akan mengamini doa sang Imam. Saat angin berhembus mengalirkan kesegaran, saat hanya Dia yang paling penting.. Subhanallah. Terasa, betapa indahnya keikhlasan, betapa manisnya rasa damai, betapa aura cinta terasa dalam subuh, sholat dan mesjid...

Gambar dari sini

Ah, saya ingin agar anak-anak saya tumbuh mencintai dan merindukan mesjid. Saya ingin anak-anak mendapat kedamaian dan keikhlasan dalam shalat mereka, dan menjadikan shalat sebagai penolong. Ah, saya tahu, bahwa akan panjang perjalanan saya, masih jauh perjuangan kami untuk mencapai cita-cita tersebut.

Karena anak-anak masih balita saat itu, kami berusaha mengajak mereka sholat dengan menyenangkan. Berlomba berwudhu, ciprat-cipratan saat berwudhu, melipat sajadah dengan berbagai gaya hingga membiarkan saat mereka bereksperimen dengan berbagai posisi dan tempat sholat. Ada lo masa-masa saat Zaka hanya mau sholat di atas 'sajadah' bed cover kesayangannya, memakai sarung dan pakaian berlapis-lapis, atau sholat menghadap 'kabah' bikinannya sendiri. Atau saat Kishan yang sholat harus di atas kasur, dalam posisi miring, atau bahkan melompat sambil berteriak dalam setiap gerakan :p.

Susah-susah gampang mengajak anak-anak untuk sholat. Suatu saat mereka sangat manis dan tertib, di lain waktu mereka sibuk menunda dan berkelit dengan segala cara :p. Anak-anak memang sangat kreatif dengan cara-cara mereka :p. Ada saat-saat kami kesal, tidak sabar, hingga bingung, antara menekankan pentingnya sholat dan komitmen dengan toleran terhadap usia dan kenakalan mereka. Tapi selalu ada 'hadiah' indah yang tidak terduga..

Seperti di suatu hari, saat Zaka waktu itu berumur 5,5 tahun tau-tau berkata, "Biar aku yang jadi imam, aku bisa koq". Kemudian dengan lancar dia memimpin dan mengucapkan semua doa sholat, lengkap! Subhanallah.. terima kasih Allah. Memang dengan kecadelannya, banyak kata-kata yang salah pengucapannya, tapi sungguh, melihatnya menjadi imam dengan tenang, tertib dan lancar di usia itu adalah hadiah indah tiada terkira..

Selama berbulan-bulan Zaka memaksa menjadi 'imam', membuat kami harus menyesuaikan diri agar dia tetap happy dan senang sholat. Tidak selalu manis sih.. hehe. Kadang-kadang dia sholat dengan berteriak-teriak, menggerak-gerakkan tangan dan badannya, hingga sujud beralas bantal dan membawa buku cerita saat sholat! Zaka juga dulu rada susah diajak wudhu, hobinya tayammum heuheuu.. Alhamdulillah sekarang dia tahu pentingnya wudhu, tapi teuteup... wudhu with 'style', seluruh kepalanya diceburkan ke westafel sehingga basah kuyup setiap kali berwudhu!

Di umur 4 tahun, gantian Kishan yang keukeuh ingin menjadi imam. Subhanallah.. di usia mudanya Kishan telah hapal gerakan sholat, Surat Al Fathihah dan beberapa surat pendek sehingga dia pede 'memimpin' sholat dengan suara keras. Belum semua bacaan dia hapal, tapi melihat mahluk mungil keriting setinggi 90 cm 'memimpin' sholat dengan serius mampu membuat mata saya berkaca-kaca karena terharu. Alhamdulillah..

Yang lucu dari anak-anak adalah saat mereka 'menjadi imam', mereka selalu menengok ke belakang untuk melihat apa ayah ibunya mengikuti gerakan mereka:p. Mereka juga sering berebut sajadah, berebut tempat dan posisi dan berbagai kehebohan lain. Rasanya persiapan sholat jadi lebih lama waktu dari waktu sholatnya hehe..

Untuk Zaka, karena tahun ini dia berusia 7 tahun, kami mulai lebih tegas menetapkan bahwa sholat adalah wajib. Belum ada hukuman apa-apa untuknya, tapi rasanya setiap hari saya harus lebih bawel untuk mengingatkannya.. dan mengingatkan diri sendiri tentunya. Suatu perjuangan tersendiri buat saya untuk istiqomah pada target 6 kali sholat sehari untuk Zaka (plus sholat Dhuha di sekolah). Yang paling sulit adalah sholat Shubuh. Hingga akhir kelas 1 Zaka hanya mau sholat di-wudhu-in (dibasuh air muka, tangan dan kakinya oleh kami) dan sholat sambil duduk (dengan mata terpejam!). Di kelas 2, sejalan dengan kedewasaannya, dia (harus) mau bangun, berwudhu sendiri dan sholat Shubuh dengan tertib.

Kishan saat ini (mulai) terbiasa untuk sholat 4 waktu. Saya masih belum tega membangunkannya untuk Shubuh huhuu.. Si bungsu ini pun punya berbagai gaya khas waktu sholat. Setelah masa-masa 'Mas Kishan jadi imam!' nya berakhir, dia punya kebiasaan baru.. yaitu kabur setelah tahiyat akhir, sebelum imam mengucap salam. Apa yang dilakukannya? Yup, tak lain dan tak bukan adalah menggoda kakaknya (yang sedang berusaha khusyu). Huuh... Membawanya sholat berjamaah ke mesjid pun merupakan petualangan tersendiri, karena dia punya hobi mengikuti bacaan imam dengan suara (lebih) keras.. Masih banyak tantangan yang harus dilewati nih.. :p.

Mudah-mudahan anak-anak makin rajin dan sempurna sholatnya.. Mudah-mudahan Allah menguatkan kami untuk selalu istiqomah mendidik anak-anak qurrota ain ini.. J. Amiin..

Thursday, August 05, 2010

You are stronger than you think you are

Seorang sahabat menulis kata-kata ini untuk saya kemarin. Kata-kata yang menenangkan dan menguatkan. Ah, bukankah seorang sahabat adalah hadiah indah dari Tuhan.. Kalimat pendek tersebut mampu menghangatkan jiwa, meredakan keresahan. Thanks, Bu .

Saat kerumitan melanda, mungkin kita akan merindukan saat-saat di mana hidup lebih sederhana. Saat hati terasa sempit, dada terasa sesak, sangat sulit rasanya untuk menarik napas melegakan hati. Pernahkah anda merasakannya?

I’ve been there… sering malah hehee.. Mungkin itu karena kesalahan saya sendiri yang sering berpikir negatif dan lupa dengan pertolongan Allah. Ayat Allah di surat Al Baqarah 153 berbunyi, “Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat”. Tapi kebodohan, ketidak-khusyuan dan ketidak-sabaran saya membuat jalan tersebut sering terasa sulit untuk dilakukan, astagfirullah..

Padahal, bukankah kita sesungguhnya jauh lebih kuat dari yang kita duga? Sepanjang perjalanan hidup, bukankah kita telah melewati banyak hal pahit? Kelelahan, kekecewaan, rasa sakit, kegagalan, ketakutan, kesedihan hingga kehilangan. Tapi kita toh dapat melewatinya bukan? Dan bisa berdiri tegak hingga hari ini, insya Allah.

Pernah lihat film Pooh Grand Adventure? Yup, ini memang film anak-anak, tapi ada satu quote dari film ini yang sangat menarik, bahkan bagi orang dewasa. Saat Christopher Robin berkata pada sahabatnya: “You are braver than you believe, stronger than you seem, and smarter than you think..”

Dan itu benar! Percayalah, apapun yang tidak membunuhmu, akan menguatkanmu (quote dari game hehee..)

So, my dear lovely friends, believe me.. you are stronger than you think you are (big hug) .