Monday, April 18, 2011

Berani Bicara Asuransi (juga)

Setelah lama blog ini terabaikan karena berbagai alasan (:p), akhirnya ingin juga membuat posting baru, terutama karena terinspirasi dengan tweet-tweetnya @AidilAkbar dan @MrsHananto. Dan setelah Bang Akbar menulis cerita ini koq ya jadi ikutan pengen bicara tentang asuransi :).

Saya memang lagi semangat ngomongin asuransi, karena baru saja 'berhasil' menutup polis Unit Link (UL). Menutupnya tidak mudah lo. Dimulai dari pesan-pesan kepada agen asuransi tempat saya membeli polis. Pesan-pesan tersebut dibiarkan tanpa balasan. Tapi saya mengerti sih, si agen saat itu memang sedang sibuk berat karena baru pindah ke luar negeri jadi mungkin tidak sempat mengurus request saya. Setelah itu saya berusaha menghubungi kantor cabang Pekanbaru, ternyata untuk penutupan, dokumen polis asli dan fotokopi buku tabungan harus dikirim ke kantornya.

Akhirnya kami memilih untuk mendatangi langsung kantor cabang Bandung saat berlibur, untuk melakukan penutupan di sana. Dan tidak langsung ditutup juga;). Suami saya menghabiskan 2 jam untuk melayani pertanyaan dan bujukan dari manajer yang ditemuinya di sana. Dan malah ditawari untuk menjadi agen;). Alhamdulillah berkat tekad baja nan membara, suami tidak tergoda hingga akhirnya UL yang baru berumur 31 bulan tersebut resmi ditutup.

Kenapa saya ingin menutup polis UL? Alasan utamanya karena tidak sesuai dengan kebutuhan kami.


Gambar diambil dari sini

Dua tahun yang lalu, saat kami belum terlalu ngeh dengan yang namanya investasi, muncul keinginan untuk asuransi dan kebutuhan adanya dana pendidikan anak. UL muncul sebagai solusi yang rasanya paling pas, terutama karena kepraktisannya. Dengan UL kami bisa 'menabung' dalam jumlah tertentu setiap bulan secara otomatis, autodebet dari kartu kredit, plus tambahan asuransi jiwa untuk suami. Karena ingin memprioritaskan dana pendidikan anak, kami mengambil uang pertanggungan (UP) yang rendah, tanpa asuransi kesehatan, dan tanpa tambahan waiver apapun.