Monday, April 23, 2007

Cinta Buku

Saya adalah pecinta buku, addicted to read, bahkan seorang teman pernah bilang, "you read anything written!" Bahkan iklan baris pun saya baca... Buat saya susunan huruf yang membentuk kata, kemudian teruntai menjadi kalimat memang memiliki keindahan yang membuat saya kecanduan, he he..

Karena itu, buku pun merupakan salah satu ‘mainan’ yang paling awal saya kenalkan pada anak-anak saya. Sejak masih sangat muda, usia 4 bulan, Zaka sudah akrab dengan buku. Dia adalah bayi yang tenang dan suka melihat buku dan mendengarkan cerita. Buat saya, membacakan cerita untuknya juga suatu aktivitas yang menyenangkan, interaksi sambil istirahat setelah hari yang panjang, ha ha…

Zaka (dulu) adalah bayi pecinta buku. Di umur 1 tahun setiap hari lebih dari 4 buku yang harus saya bacakan untuknya. Dia juga menyayangi buku-bukunya sama sayangnya dengan mainan favoritnya, lego. Bahkan kecintaannya pada buku membuatnya bisa membaca pada usia sangat muda. Umur 2 tahun dia sudah hapal semua alphabet, di umur 3,5 tahun dia sudah bisa membaca, praktis tanpa diajari.

Lain lagi dengan Kishan. Berbeda dengan Zaka yang tenang, Kishan adalah bayi yang sibuk. Sebenarnya dari umur 4 bulan saya juga mulai mengajaknya ‘membaca’ bersama, tapi Kishan terlalu sibuk meraih buku dan melemparnya, bukannya memperhatikan gambar-gambar di dalamnya. Lama-lama saya ‘pasrah’ dan makin jarang mengajaknya membaca bersama… he he.. mustinya pantang mundur ya.. ?

Beberapa bulan ini Zaka sibuk dengan lego dan hotwheels favoritnya. Apalagi setelah saya membongkar lemari dan menemukan beberapa mainan ‘baru’ tapi lama. Ada mainan rancang jalan yang dia suka sekali, lengkap dengan terowongan, mobil dan tanda-tanda lalu lintas. Selain itu, rasanya makin hari Zaka makin sibuk, sehingga sebelum tidur saya gunakan waktu untuk mengobrol dan bercerita.. maka jauhlah dia dari buku-bukunya…

Eeeh.. 2 minggu ini malah Kishan yang (tau-tau) mondar-mandir membawa buku ke sana ke mari. Hobinya saat ini memang buka tutup pintu lemari, dan setelah membuka lemari Zaka, ditemukanlah harta karunnya, buku buka tutup tentang hewan, yang selalu dibawanya mondar-mandir. Untung.. buku itu buku tebal anti sobek yang sudah rada dekil, bukan favorit Zaka (sekarang Zaka mah favoritnya buku ensiklopedia populer untuk anak-anak, he he.. ) jadi ga ada acara berebut.

Saya tawarkan padanya, “Kishan, mo diceritain ibu ga?” Kishan dengan semangat menyerahkan bukunya. Nah, kesempatan nih, saya ingin mengajaknya mencintai buku. Jadi dengan semangat 45 saya bercerita, lengkap dengan silly voice, silly face and silly body language.. ha ha.. didramatisir lah pokoknya. Alhamdulillah rupanya Kishan, si lincah yang (tadinya) cuek ama buku sangat tertarik, tertawa ngakak dan gak mau berenti diceritain sampai ibunya bosan he he..

Rupanya gen cinta buku saya mengalir juga dalam darahnya..Hurrraaayy! Sekarang, setiap malam pasti Kishan mencari buku di lemari, dan membawanya ke ayah atau ibu sambil berkata, “Ta.. ta (baca: cerita)”. Jadi bertambahlah rutinitas ayah dan ibunya, bercerita (dengan silly voice, silly face and silly body language) dan mendamaikan Zaka dan Kishan yang jadi sering berebut buku!

1 comment:

Lia said...

Zaka tuh persis sama Raka, dr kecil mainannya hanya kertas,pulpen dan buku. Bisa baca dengan sendirinya pun umurnya sama ma Zaka, awalnya dlm basa Indo, skg mah lupa jadi english aja.Serasa mudah banget dia teh belajarnya, adiknya lain lagi, tidak mau diberi, diajarkan, atau ditunjukan, dengan kerelaannya sendiri, belajar sendiri dr kakaknya malah jadi lebih dini dari Raka bisanya. Mungkin Kishan juga akan begitu, nunggu kemauannya muncul dan malah jadi cepat.