Saturday, May 12, 2007

Zaka dan Ayah

Walaupun ngefans dengan ibunya (mode pede he he), Zaka sangat suka menghabiskan waktu bareng ayah. Buat Zaka, ayah adalah mahluk tinggi besar (dan ganteng, ha ha) yang asik, sedikit bicara banyak bekerja, suka bermain dan (yang paling penting) lebih sedikit aturan (kalo dibandingin dengan ibu).

Di pagi hari Zaka akan menyempatkan diri untuk bangun dan dadah pada ayah yang akan berangkat ke kantor, masih dengan mata setengah tertutup. Jika kebetulan sudah segar, ayah akan dapat bonus: dipakaikan kaos kaki dan sepatu, plus diambilkan helm. Servis memuaskan deh.

Saat ayah pulang kantor untuk makan siang biasanya Zaka sudah punya ‘daftar’ apa yang akan dikerjakannya bersama ayah. Biasanya lego yang hancur, bola yang rusak, atau mainan yang kehabisan batere, untuk direnovasi ayah. Biasanya semua mainan itu akan beres di tangan ayah, walaupun waktu ayah sempit, harus berbagi dengan urusan makan, sholat dan Kishan yang cari perhatian juga.

Sore hari yang cerah adalah saat favorit. Jika Zaka bersepeda dengan ayah mereka akan datang saat hari mulai gelap, Zaka basah berkeringat, tangan kotor, ada beberapa lecet baru di kaki dan ban sepeda yang basah, kotor dan bau! Menurut Zaka, bersepeda dengan ayah lebih asik karena sekalian bermain di kubangan mencari kecebong, mengejar kucing, berlomba melindas batu di jalan, atau membuat jejak di pasir. Ayah juga tidak keberatan bersepeda sambil hujan-hujanan dan tidak protes saat Zaka melindas (maaf) kotoran kucing.. hiii.. padahal sepedanya jadi bau…

Saat favorit lainnya adalah saat main bola. Ayah suka melempar bola ke atap, melewati sisi rumah, Zaka hobi berlari-lari mengejar bola ke sisi rumah yang lain. Ayah juga pintar melempar bola, tepat ke jangkauan tangkapan Zaka (kalau ibu yang melempar biasanya tidak presisi, bola di mana, Zaka di mana he he). Tendangan ayah juga tepat, pas sekali ke dekat kaki Zaka (maklum, ayah soccer-holic). Pantesan Zaka suka ngambek kalo main bola sama ibu, habis ibu ga ahli main bola sih… Kalau Zaka sedang malas, ayah juga ga keberatan multitasking, melempar, menangkap dan mengejar bola sendiri. Tidak seperti ibu yang sibuk berusaha membuat Zaka bergerak, he he..

Makin besar Zaka makin suka menghabiskan waktu dengan ayah. Apalagi saat bermain hotwheels dan merakit legonya, atau saat membantu ayah mengerjakan hobi pertukangannya, menggergaji, mengetam, memaku dan berurusan dengan toko bangunan. Bahkan ayah dan Zaka punya master piece, rumah-rumahan dari kayu yang dibuat berdua! Walaupun baru 4 tahun Zaka sangat membantu lo, kata ayah Zaka yang memilih kayu, dan menemani ayah bekerja, lengkap dengan seperangkat alat pertukangan dari plastik.

Urusan mobil dan bengkel juga jadi ‘boys time’. Ibu ga bisa ikutan deh… Saat mereka sibuk berdua, bisa seharian lo ibu ga ketemu Zaka. Saat cukur juga private time mereka. Pernah saya ikut pas Zaka mau cukur, alhasil Zaka mogok dan acara cukur hari itu batal… buat Zaka, cukur adalah boy’s special time, no girl allowed to join he he..

Malam hari pun mereka kompak berdua, ‘mengobrak-abrik’ kamar tidur, main lempar-lemparan (baca: ayah melempar Zaka ke kasur), berjalan dengan tangan atau bergulat. Kadang-kadang bermain game di komputer sampai lewat waktu tidur. Walau tidak pandai bercerita, Ayah suka membacakan buku-buku favorit Zaka.

Ayah jadi idola Zaka. “Zaka pengen cepat setinggi ayah, trus kerja, “ begitu yang tiap hari diomongin Zaka sekarang. Setelah setahun mogok minum susu, sekarang Zaka mulai mau minum susu lagi, “Biar cepet setinggi ayah”, katanya… Bukan hanya itu, Zaka juga hobi memakai perangkat kerja ayah, dari helm, jaket sampe sepatu dan kaoskakinya. Duh anakku, sabar ya.. gak usah buru-buru besar, nikmati masa kecil mu, pelajari apa yang kaubutuhkan.. doa ayah dan ibu bersamamu… (sst.. ayah dan ibu masih senang koq bersama lelaki kecil 4 tahun yang suka bermain, ganteng dan asik.. he he.. ).

No comments: