Tuesday, December 25, 2007

Saat anak-anak sakit -- part 2

Alhamdulillah Kishan berhasil 'diselipkan' untuk jatah konsultasi dengan dokter anak. Ada tambahan untuk 3 bayi lagi, dan walaupun Kishan sudah lebih dari 1 tahun tapi karena demamnya yang paling lama, plus bintik-bintik merahnya, dia dapat jatah juga. Anak-anak lebih dari 1 tahun lainnya, termasuk Zaka, bisa berkonsultasi dengan dokter umum.

Jadilah kami berbagi tugas. Saya bersama Kishan, dan Zaka diantar ayahnya ke ruang yang berbeda. Si teteh pulang ke rumah untuk memasak sop yang lezat buat anak-anak. Antriannya lumayan lama. Ruang tunggu heboh dengan hampir 10 bayi di bawah 2 tahun dengan masalah yang hampir sama: demam! Rata-rata sudah demam lebih dari 2 hari. Awalnya sih Kishan enjoy, bermain dan bernyanyi, tapi lama-lama betenya muncul, dan mulai menjerit, "AYAAAAH.. MO AMA AYAAAAAH".

Saat tiba giliran Kishan, ternyata Kishan turun 0,5 kg dalam 4 hari. Huuh.. padahal susah payah nih naikkan BB nya. Mungkin energi yang dipakainya untuk melawan penyakit sangat besar, sampai BB nya turun dengan cepat. Selain itu dokter juga khawatir karena demam dan ruamnya. Beliau langsung menginstruksikan untuk tes darah.

Di laboratorium Kishan marah-marah lagi. Ini pertama kalinya dia disuntik, setelah seluruh jadwal imunisasinya (kecuali MMR) beres. Setelah disuntik, kami bertemu Ayah dan Zaka yang sudah beres, jadilah Kishan berpindah tangan, mungkin dia marah karena bersama saya malah disuntik. Padahal Zaka yang bareng ayah juga diambil darahnya lo De :-).

Setengah jam kemudian hasilnya sudah muncul. Dokter memanggil saya dan agak khawatir. Ternyata kadar leukosit Kishan lumayan tinggi, 14000. Trombosit pun sedikit di bawah normal, yaitu 140.000, tapi belum masuk standar DB untuk rumah sakit ini. Diagnosis beliau, penyebab demam Kishan belum bisa diketahui, tapi symptom yang terlihat adalah batuk, pilek dan ruam. Tadinya beliau curiga ruam tersebut adalah morbili (campak?), tapi melihat kadar leukosit yang tinggi dokter yakin bahwa ada bakteri juga yang ikut masuk.

Intinya mah Kishan masih belum stabil, tapi masih boleh rawat jalan bila saya yakin mampu memastikan masukan obatnya tepat waktu, asupan cairan dan makanan yang cukup, dan istirahat. Insya Allah. Obatnya sih tidak terlalu banyak, hanya Antibiotik dan Imboost Force untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ditambah banyak minum air/kaldu sup hangat untuk mengencerkan dahaknya.

Zaka pun ternyata belum ketahuan penyebab demamnya, yang pasti ada radang di tenggorokannya. Hasil lab menunjukkan bahwa leukosit, trombosit dan HB nya masih dalam batas normal. Obatnya juga hanya Antibiotik (jika demam dan batuknya berlanjut sampai Rabu) dan Imboost Force. Rupanya penyakit-penyakit mereka harus dilawan, terutama oleh daya tahan tubuh.

Hari ini adalah hari yang capeeeeeek.. Sepulang dari Rumah sakit anak-anak langsung makan, lalu tidur. Tapi sore hari semuanya reweeeellll.. Zaka menangis pas bangun tidur, karena tenggorokannya sakit. Duh, kasihan si sayang.. Kishan rewel sesorean, dan ga mau lepas dari gendongan. Alhamdulillah si Ayah libur setengah hari (libur penuh kayaknya hari ini, karena dari jam 9 ikut ngantar anak-anak ke Medical he he) jadi bisa gantian menggendong.

Belum lagi karena Senin adalah waktu belanja, dan saya 'lupa' belanja karena mengantar anak-anak ke dokter, perbekalan menipis dan variasi makanan berkurang. Padahal anak-anak sedang susah-susahnya makan dan Zaka setiap kali makan, baru 4 suap lalu bilang, "Mau makan yang lain... ". Tau aja dia kalo 'hampir' ga ada alternatif lain :-).
Mudah-mudahan Allah memberi yang terbaik untuk kami, dan semoga sakitnya anak-anak makin memantapkan keyakinan bahwa Allah yang Maha Pengasih.

Saat anak-anak sakit


Kishan mulai demam sejak Rabu siang, dan sampai sekarang suhu tubuhnya masih belum stabil. Hare'eng, kata orang Sunda mah. Sebelumnya saya tidak terlalu khawatir, karena meskipun sakit Kishan tetap ceria, tetap mo makan walaupun tidak sebanyak sebelumnya, dan masih lincah berlari dan meloncat ke sana kemari. Saya berikhtiar dengan memberikan banyak minum, dan obat penurun panas.

Hari Jumat demamnya turun dan malah makin lincah. Saya pikir dia sudah sembuh, jadi tidak saya bawa ke dokter. Ternyata hari Sabtu demamnya muncul lagi, lumayan tinggi, di atas 38,5 derajat. Mulai hari Minggu muncul bintik-bintik merah di punggung dan wajahnya, di beberapa tempat menyebar seperti ruam merah. Mulai rewel, dan malam senin bangun lebih dari 10x.

Zaka juga demam sejak Sabtu sampai sekarang, saat saya menulis blog ini. Perut dan tenggorokannya juga sakit. Beberapa kali dia sampai menangis, menahan sakit perutnya, dan tenggorokannya. Duh anakku.. :-(.

Ke dokter. Harusnya itu yang dilakukan sejak kemarin. Tapi kami tinggal di camp Duri, di mana fasilitas kesehatan disediakan perusahaan, di satu-satunya rumah sakit di kompleks, yang personel medisnya bekerja sesuai jam kerja, jam 7 pagi sampai 4 sore (diselang dengan banyak meeting, cuti, dan waktu konsultasi tertentu). Ada sih bagian emergency yang buka 24 jam. Tapi saya trauma ke situ, karena pelayanannya tidak pakai hati..

Pagi ini (saya menulis ini di PDA hari Senin, 24 Desember jam 08.00), saya menanti di resepsionis dengan cemas, menunggu keputusan apa Zaka dan Kishan bisa dapat jatah konsultasi ke dokter. Pagi ini dokter-dokter meeting, dan mulai jam 11.30 libur setengah hari. Jatah konsultasi untuk Dokter Anak hanya untuk 6 orang bayi di bawah 1 tahun. Dan sudah banyak pendaftar via telepon yang ditolak. Beberapa yang datang langsung juga diminta mendaftar untuk hari Rabu, karena besok libur. Tapi saya yang datang langsung ke medical, dengan 2 balita yang sudah demam lebih dari 3 hari dipersilakan menunggu, barangkali saja dokter-dokter itu bermurah hati menyediakan waktunya. Saya harus menunggu mereka mengambil keputusan, setelah meeting.

Hiks. Kalau saja ada alternatif lain. Jika saja ada rumah sakit lain di Duri yang memilki fasilitas laboratorium untuk tes darah, karena saya yakin demam lebih dari 3 hari membutuhkan tes darah untuk observasi. Jika saja ada dokter anak lain yang saya tahu. Tapi kami tinggal di Duri, jadi saya memang tidak punya pilihan lain...:-(.

Pelayanan kesehatan yang jauuh dari sempurna di Duri, dan tidak adanya pilihan lain memang alasan utama saya tidak betah di sini. Sampai saat ini saya bisa menahankan fasilitas hiburan yang hampir tidak ada di sini, tanpa mall, toko buku, dan resto asik untuk didatangi, jauh dari keluarga besar dan saudara-saudara, bahkan kualitas pendidikan untuk Preschool dan TK yang pas-pasan. Tapi, saat anak-anak sakit, sungguh saya ingin pindah dari Duri!

Saturday, December 22, 2007

Sholat Id Bareng Kishan


Idul Adha kemarin alhamdulillah anak-anak bangun pagi dalam keadaan segar. Jadilah semuanya diboyong ke lapangan. Sebelum pergi sempat ada sedikit kehebohan, Zaka keukeuh mengatur ulang tas berisi sajadah yang sudah saya siapkan. Alhasil beberapa lemari jadi terobrak-abrik, dan tas kudu diberesin lagi dan jadi rada telat deh..

Padahal rencananya datang ke lapangan waktu masih agak sepi, jadi Kishan yang suka bete di tempat rame bisa lebih tenang.. dan sempet disuapin dulu (he he.. keukeuh.. untuk urusan makan mah tidak boleh telat). Sesampainya di lapangan Zaka pake acara manja pula.. ngintil di belakang ibu dan pegang baju ibu.. hey, ini teh Zaka? Biasanya dia pede banget kalo ke mesjid, tapi kemaren tumben pisan Zaka beraaaat berpisah sama ibu. Pas udah mau ikut ayah pun tetep we liatin ibu dan jalannya lambaaat sekali menuju ke shaf pria.

Kishan awalnya santai dan tenang. Sambil menunggu, lumayan lah, sempet disuapin beberapa sendok sambil diceritain. Perbekalan memang lengkap. Dari nasi, kripik, permen, mainan, sampai buku cerita saya bawa untuk menenangkan Kishan. Belajar dari pengalaman tahun lalu, Kishan rewel berat saat diajak sholat Id.

Waktu adzan tanda sholat akan dimulai, saya pikir sudah aman. Kishan tenang, bermain dan membaca bukunya, perutnya juga sudah terisi. Ternyata oh ternyata. Begitu saya bertakbir langsung dia teriak, "IBUUUU....!!!" dan mulai menangis. Dan terus menangis makin keras. Waduh! Saya berusaha menenangkan, "De.. ibu sholat sebentar ya, 2 rakaat, Ade main dulu.. kan ibu masih di sini.. ". Dan dijawab dengan, "NDAAAA... NDAAAA.. NDAAAA...!!!". Keukeuh.

Akhirnya saya gendong dia. Dan mulai sholat lagi. Kishan langsung tenang. Menempel, memeluk erat saya dan meletakkan kepalanya di bahu saya. Akhirnya saya sholat Id 2 rakaat sambil terus menggendong Kishan. Saat ruku saya ikut ruku, Kishan dalam posisi miring, saat sujud Kishan saya baringkan di sajadah. Saat berdiri dan duduk, Kishan terus menempel.

Astagfirullah. Saya gak tau deh fiqih dan syariatnya gimana untuk sholat sambil menggendong anak. Keyakinan saya mah jika saya biarkan Kishan menangis keras, itu akan mendholimi orang lain yang sedang sholat... Sholat saya sendiri, Wallahu alam..
Selamat Hari Raya Idul Adha.. Semoga Allah menanamkan rasa cinta kepada-Nya seperti Ibrahim AS. mencintai-Nya.. amin..

Hasil titipan

Ini hasil titipan ke bundatiara di Houston. Covered croc frame clutch dari websitenya ninewest, kebetulan sedang sale. Tanpa shipping pula, thanks ya Ijul nu geulis, udah repot-repot muterin Alabama west ampe beberapa kali :-).

Kebetulan lagi pengen clutch patent leather, kalo bisa bermotif croco. Eh, pas ngebrowse ketemu dengan tas ini, lagi sale pula. Pas banget. Pas lagi pengen titip. Patent, croco dan modelnya simple. Sebenernya saya sedang cari tas yang lebih besar, biar bisa muat segala perlengkapan, dari pampers sampai botol minum, tapi… ini terlalu menggoda, ha ha…

Nuhun pisan Ijul nu bageur..
Ssst.. tapi teuteup kayaknya saya butuh tas yang lebih besar :-). Kapan-kapan boleh titip lagi ya.. heuheu..

Tuesday, December 18, 2007

Mencari Tas Idaman

Saat ini saya sedang mencari tas. Tas yang bisa saya pakai sehari-hari, yang bisa menampung cukup banyak bawaan saya, dan cukup tahan banting untuk saya bawa ke mana-mana. Tas trendy yang kira-kira masih cukup OK sampai minimal 3 tahun ke depan (he he.. ga mau rugi). Persyaratannya tidak banyak, cuman 3: keren, murah, berkualitas. Tapiii sudah berbulan-bulan saya belum dapat juga.

Di Duri yang jauh dari mana-mana memang susah sekali mencari tas sesuai yang saya inginkan. Kalian yang tinggal di kota besar tinggal ke mall, atau puluhan toko yang ada. Mungkin masalahnya jadi terlalu banyak merk, model dan harga yang bisa dipilih. Tapi di Duri? Huhuy.. di sini lebih mudah menemukan gajah menyerbu pohon nangka di belakang rumah, daripada menemukan (toko atau penjual) tas yang memenuhi persyaratan saya.

Ada sih beberapa teman di kompleks rumah saya yang menjual tas. Tapi tidak ada yang cocok euy. Beberapa teman menjual tas bajakan kualitas KW2. Duh, rasanya tidak tega untuk membelinya, sudah bajakan, harganya mahal pula. Ada pula teman yang menjual tas original merk Bonia dan Furla.. Harganya, hampir sebesar jatah bulanan dari suami! Tidak mungkin kan saya merelakan jatah susu anak-anak demi sebuah tas.

Toko-toko di Duri pun tidak ada yang sesuai selera. Rata-rata kualitasnya setara dengan tas di pasar kembang, Kings, Bandung, dengan harga minimal 3x lipatnya. Lebih baik saya tunggu sampai cuti deh daripada membelinya :-).

Jadilah sampai sekarang saya memakai tas yang sudah bulukan hiks. Tas lama saya sebenarnya lumayan, menurut saya lo :-). Tapi setelah cuti lebaran kemarin, tas berbahan suede itu jadi sangat belel, dekil n de kumel. Maklum, selama cuti entah berapa kali tas itu tertendang, terjatuh, tersiram, terkena muntah, dan segala ter lainnya :-). Walaupun saya telah berusaha membersihkannya, teteup wae, rasanya saya butuh tas baru he he..

Beli online? Ya, mungkin itu solusinya. Saya sudah mencoba ke banyak situs online lokal di internet. Bahkan ke situs yang menyediakan tas seken. Tapi sayang, belum ada yang sreg euy. Padahal untuk referensi, saya juga membaca blog-blog tentang tas dan fashion, tapi semakin banyak yang dibaca malah jadi semakin bingung euy.. Semakin banyak tas idaman di segala toko online, rasanya semua mau! Yang mana, yang mana, yang mana yaaaaaaaa……?

So many cute handbags, so small budget he he.. :-).

Setelah Mode Ngeblog = Off Selama Berbulan-bulan

Akhirnya tangan ini tergerak juga untuk menulis isi blog, setelah hampir 6 bulan rasanya alergi untuk ngeblog. Ada sih niat kadang-kadang, tapi lebih sering kalah ama si faktor M besar, Malaaaaaassss… :-). Benar juga kata seorang sahabat yang di jaman ‘manusia mati meninggalkan blog’ ini masih menolak untuk ngeblog. “Males memeliharanya” katanya. Ternyata memelihara blog memang butuh lebih banyak tenaga dan kemauan daripada membuatnya he he..

Alergi menulis blog ini ternyata membuat hobi blogwalking jadi teredam juga. Bukan apa-apa, saya suka merasa minder kalo blogwalking.. jadi inget dengan blog sendiri yang tidak pernah diupdate he he.. Saya juga jadi jaraaaaang sekali, malah bisa dibilang hampir tidak pernah, menengok blog ini karena merasa bersalah. Rasa malas itu ternyata berkelanjutan.. terus.. dan teruuuus…

Buat saya ada beberapa alasan mengapa mode ngeblog saya OFF selama ini (selain MALAS tentunya). Yang pertama adalah tiada lain tiada bukan adalah tiada ide. Hari-hari terus berlalu, kejadian demi kejadian berlangsung terus, tapi rasanya tidak ada yang spesial untuk ditulis. Walaupun ada yang spesial, teteup wae karena ga ada ide, ga ada pula yang ditulis.

Yang kedua adalah saya punya ‘mainan’ lain selain blog ini. Seperti punya pacar baru rasanya :-), mainan baru ini lebih menarik dari menulis blog, he he.. Bukan berarti sekarang saya balik ke pacar lama, tapi ternyata ‘pesona’ ngeblog tetap ada setelah mainan baru saya menjadi rutinitas lagi.

Yang ketiga adalah jaringan internet yang super duper lelet! Terutama saat saya mencoba upload ke blogspot. Dengan koneksi dial up, dan setiap lima menit harus redial, sangat menyebalkan untuk online. Butuh kesabaran ekstra untuk mendapatkan jalur yang lumayan lancar, dan saat menunggu itu biasanya mood ngeblog saya pelan-pelan terbaaaang.. dan mode ngeblog kembali OFF.

Alhamdulillah sekarang koneksi internet bertambah baik. Makanya saya mulai ‘belajar’ ngeblog lagi :-).

Btw, terusan tentang cerita manggung kemarin adalah si kasep Zaka lumayan sukses saat di panggung, dan mendapat tepukan meriah untuk spontanitas dan kepedeannya :-).