Saturday, July 10, 2010

Demam Berdarah Itu Ada, dan Dekat..

Tinggal di tempat di mana nyamuk yang beredar kebanyakan nyamuk hutan berukuran besar, dan hanya ditemui saat berjalan ke area tertentu, saya selalu merasa jauh dari demam berdarah (DB). Walaupun DB sepanjang waktu mewabah di Indonesia tidak pernah terpikir. bahwa virus itu akan begitu dekat dengan kami.

Ya, tentu saja saya sering melihat iklan layanan masyarakat tentang DB yang dibawakan Tika Bisono, yang selalu membuat terharu. Juga kadang terdengar kabar sanak saudara yang terkena virus tersebut. Tapi semuanya terasa jauh, hingga minggu kemarin saat virus itu benar-benar bertandang ke rumah saya:(

Hari Senin 28 Juni, sehari sepulang berlibur ke Cirebon, Brebes, Bandung dan Jakarta, Zaka mulai demam. Mukanya merah berbintik-bintik karena tingginya suhu badan yang mencapai lebih dari 40 derajat celsius. Zaka memang punya sejarah fragilitas pembuluh darah. Suhu tubuh yang tinggi bisa menyebabkannya mimisan, bintik merah di muka hingga memuntahkan darah segar.

Selain demam, Zaka muntah-muntah. Merasa sakit seluruh badan, kerongkongan pahit, sakit pencernaan dan pusing luar biasa. Hari Rabu hasil tes darahnya menunjukkan kadar trombosit 191 ribu. Ada indikasi DB karena kadar trombosit normal adalah sekitar 200-400 ribu. Dokter menganjurkan rawat jalan dengan asupan minum sebanyak-banyaknyam

Kamis 1 Juli 2010 trombosit Zaka tinggal 109 ribu. Leukosit 5000, yang berarti ada penurunan dari jumlah leukosit normal. Dan kadar hematokrit menunjukkan adanya gejala pengentalan darah. Ya, Zaka positif DB dan harus dirawat di RS agar terpantau kondisinya dan asupan cairannya bisa ditingkatkan dengan infus. Nyamuk Aedes Aegipty akhirnya berhasil membuatnya terpuruk di tempat tidur. Bahkan dokter menemukan antibody DB di tubuhnya, yg berarti sudah 2x tubuh Zaka melawan virus ini, dari 2 strain yang berbeda

Hari berikutnya bagai mimpi buruk. Trombosit Zaka turun dengan cepat hingga tinggal 50 ribu. Kadar proteinnya di bawah normal sehingga selain infus Zaka juga mendapatkan Albumin. Hematokritnya 49,2% yang berarti tingkat kepekatan darahnya lebih dari normal . Secara fisik kondisinya makin lemah. Sedikiiit makanan (orde 1-5 suap keciiiil sekali makan) bisa membuatnya muntah. Bibirnya keunguan dan pecah-pecah. Bahkan berdarah saking keringnya. Bintik-bintik merah gelap muncul di kaki dan tangannya. Dan tubuhnya membengkak. Zaka tampak jauh lebih gendut, dengan perut keras dan besar membuncit :(.

Saat itu saya sangat bangga pada Zaka. Walaupun pasti badannya terasa sangat tidak nyaman, dia tetap berjuang dengan tegar. Zaka tak pernah menolak untuk minum, yang setiap 5-10 menit saya tawarkan. Walau muntah berkali-kali Zaka tidak putus asa untuk makan walau sedikit. Setiap hari dengan tabah diterimanya suntikan untuk mengambil darahnya. Bahkan saat perawat harus beberapa kali menyuntiknya karena kesulitan menemukan pembuluh darah yang tepat untuk menginfusnya (karena sudah rapuh dan mulai kental darahnya), Zaka hanya meringis sedikit. Ah, ibu sangat bangga padamu Mas..

Hari Sabtu trombositnya terus turun hingga 32 ribu! Betapa riuhnya hati saya, penuh dengan rasa khawatir. Tapi saya tetap berusaha untuk tegar. Bukankah itu tugas berat seorang ibu, untuk selalu berusaha tegar? Sejak dirawat di RS saya berusaha untuk mengemas masa rawat inap ini menjadi petualangan mengesankan untuk Zaka. Saya ceritakan bahwa nyamuk Aedes Aegipty adalah alien jahat yang ingin menguasai tubuhnya. Dan sebagai seorang prajurit yang berani Zaka harus melawan dengan bom air putih, misil cairan infus, hingga peluru-peluru roti, telur, berbagai obat, jus kurma, hingga propulis! Saya ceritakan bahwa leukosit dan sel-sel darahnya sudah terdesak, bersembunyi di balik benteng.. sehingga segala strategi dan kekuatan harus dikerahkan sang Prajurit. Heuheuu.. ga tau juga ya apa Zaka ngeh dengan cerita itu, di sela-sela lemas dan pusingnya ;).

Alhamdulillah, dengan perawatan yang tepat di Medical Duri, di hari Minggu masa krisis Zaka mulai lewat. Trombositnya naik sedikit menjadi 43 ribu. Albumin 3,1 sehingga masih diperlukan infus albumin. Total selama dirawat Zaka menghabiskan 3 botol Albumin dan lebih dari 10 botol infus! Selama seminggu menerima 6 kali suntik ambil darah dan 2x suntik infus. Saat demamnya mereda, nafsu makannya mulai pulih, tapi kakinya bengkak dan penuh bintik-bintik merah yang mulai menghitam.

Di hari senin, saat trombositnya naik lagi menjadi 55 ribu Zaka boleh pulang ke rumah. Alhamdulillah.. betapa leganya karena ujian ini hampir lewat. Sekali lagi saya diingatkan, bahwa keluarga, permata yang paling berharga dalam hidup saya. Sekali lagi saya diingatkan bahwa anak yang saya cintai sepenuh jiwa hanyalah titipan-Nya.

No comments: