Wednesday, March 07, 2007

Enaknya tinggal di (camp) Duri

Ini beneran lo. Ada juga enaknya tinggal di Duri. Walaupun kota ini kecil mungil garing, dan (hampir) ga ada tempat asik untuk didatangi, sering berasap sampai langit kelabu, jalannya berlubang-lubang segede kolam renang dan masih banyak ketidakenakan lainnya (nanti saya bahas di posting berikut) tapi buat saya ada juga enaknya.

Berikut beberapa alasan nikmatnya tinggal Duri:

  1. Halaman segede lapangan sepakbola.
    Nah ini mah hiperbolis hi hi. Yang bener segede setengah lapangan sepakbola! Di sebelah rumah saya malah ada lapangan nganggur yang biasa dipake anak tetangga untuk main bola atau layangan.
    Rumah saya dikelilingi halaman berumput, depan, belakang dan samping, tempat Zaka dan Kishan bebas bermain tanpa sandal. Permainan favorit Zaka adalah engklek, lari-lari keliling halaman, membuat pohon berbuah bola (atau mobil-mobilan, atau lego atau apa saja yang ada di pikirannya :-D), main air (semprot-semprotan, ‘mencuci’ mobil, menyiram tanaman atau sekedar main basah-basahan). Anak-anak senang, ibu santai he he.
  2. Fasilitas publik dekat
    Taman bermain anak-anak, lengkap dengan ayunan, perosotan, jembatan tali, terowongan dll hanya 50 m dari rumah. Gelanggang olahraga tempat fitness, bulutangkis, senam dan pasar mini maupun supermarket hanya 5-10 menit bermobil dari rumah. Begitu juga fasilitas lain seperti kantor suami, kolam renang, rumah sakit, perpustakaan, sekolah semuanya bisa dicapai kurang dari 15 menit bermobil dari rumah. Bebas macet lo. Halooooo Jakarta :-p.
  3. Fasilitas untuk kebutuhan sosial
    Mesjid lapang dekat rumah. Ada berbagai kelompok pengajian yang bisa dipilih, dari tafakur, fiqih, sampai keluarga sakinah. Ada juga berbagai perkumpulan arisan dan olahraga seperti klub fitness, klub sepeda, klub bulutangkis atau perkumpulan ibu-ibu seperti klub quilting.
  4. Jalan-jalan sepi
    Saat berkunjung ke Duri, ayah saya sempat menghitung jumlah mobil lewat. Hasilnya 5 mobil permenit (pada jam sibuk). Saya mah senang, anak-anak saya bisa lebih aman berjalan-jalan sore di luar rumah.
  5. Lebih banyak waktu untuk keluarga
    Bayangkan suatu tempat seperti Duri, tanpa mall, resto, toko buku, keluarga besar jauh di kampung. Otomatis waktu yang ada kebanyakan bersama keluarga. I really love having lots of time to play with my kids.
  6. Mudah untuk nenangga
    Boring di rumah? Tinggal telepon teman dan pesan taxi (transportasi dalam camp, dengan chit seharga 200 rupiah siap mengantar anda ke manapun di dalam camp) dan acara rumpi bisa dimulai :-D.
  7. Asri dan Alami
    Setiap hari saya masih mendengar suara burung, dan monyet di hutan dekat rumah. Bahkan burung elang masih sering tampak terbang anggun melewati rumah, kadang-kadang saya harus membiarkan tupai, biawak atau ular menyebrang saat menyetir mobil.. Zaka dan Kishan hobi mengejar kupu-kupu, kadal hingga menggali cacing dan ulat bulu. Sound nature kan :-p?

Bagaimana? Berminat tinggal di Duri :-p ??

4 comments:

Bundanya Tiara said...

Alhamdulillah, tante udah merasakan hidupnya enak di duri. Jadi udah ga ngiler liat bandung dong...:-)

Nia said...

Pengen banget punya halaman segede lapangan bola...

kiky f said...

hi, lam kenal...dulu aku lahir di rumbai, tapi trus pindah jakarta. psd skripsi balik di duri...duh...emang enak? secara practical trainings ditempati di talang...hiiihihihi

Gumi Angga said...

Tapi tetep pernah ngerasain sepi juga kannn??? hahahah

Ayo dong mbakkk,, punya niat bikin Duri jadi rame???

tapi.... jadi deket dengan keluarga itu priceless lohh